Hamas mengeluarkan pernyataan pekan ini yang menyebutkan bahwa identitas pengganti Yahya Sinwar sebagai pemimpin kelompok tersebut akan dirahasiakan.
Keputusan untuk menyembunyikan identitas pengganti ini diambil setelah Sinwar tewas dibunuh oleh Israel awal bulan ini, menyusul kematian kepala politik Hamas, Ismail Haniyeh, di Iran pada Juli lalu.
Beberapa sumber yang dikutip oleh media lokal menyebutkan bahwa kelompok tersebut saat ini sedang membahas siapa yang akan menjadi pengganti baru, namun menegaskan bahwa keputusan ini akan dirahasiakan karena meningkatnya risiko keamanan.
Menurut laporan Asharq Al-Awsat, keputusan ini dimaksudkan untuk memberikan lebih banyak kebebasan bagi pemimpin baru dalam bergerak dan menghindari upaya pembunuhan oleh Israel.
Seorang sumber menambahkan bahwa menjaga kerahasiaan informasi ini juga akan membantu menjaga ketertiban internal dan melindungi struktur kelompok.
Ada beberapa kandidat potensial yang sedang dipertimbangkan, menurut laporan media lokal.
Salah satu calon pengganti yang potensial adalah Mohammad Darwish, juga dikenal sebagai Abu Omar Hassan, yang saat ini menjabat sebagai kepala dewan Syura Hamas. Dia mendapat perhatian lebih setelah kematian Haniyeh, dan sering tampil dalam pertemuan resmi.
Pilihan lainnya adalah Khalil Al-Hayya, wakil Sinwar. Al-Hayya menjadi tokoh penting di Gaza setelah kematian Sinwar. Saat ini, ia memimpin Hamas di Gaza dan bertanggung jawab dalam pembicaraan gencatan senjata serta menetapkan syarat-syarat untuk kesepakatan potensial.
Kandidat kunci lainnya adalah Khaled Meshaal, yang memimpin biro politik Hamas selama sekitar 21 tahun dan kini memimpin cabang eksternal kelompok tersebut.
Beberapa laporan menyebutkan bahwa Meshaal sebelumnya menolak posisi-posisi penting karena alasan kesehatan, namun belum jelas apakah ia akan menerima peran ini.
Nama-nama lain yang diusulkan adalah Mohammed Nazzal, yang berasal dari Tepi Barat dan telah menjadi bagian dari Hamas sejak didirikan, serta Mousa Abu Marzoul, yang ikut mendirikan Hamas dan merupakan kepala pertama biro politik kelompok itu.
Hamas sebelumnya juga telah menyembunyikan identitas para pemimpinnya, terutama setelah Israel membunuh pendirinya, Ahmed Yassin, dan penggantinya Abdel Aziz Al-Rantisi.
Sinwar tewas pada 17 Oktober, dengan momen terakhirnya menunjukkan ia mengenakan seragam militer dan dibalut keffiyeh saat terlibat pertempuran dengan pasukan Israel di Tel al-Sultan.
Dalam aksi terakhirnya, Sinwar terlihat mencoba memukul kamera drone yang merekam pertempuran tersebut dengan tongkat.