Tuesday, September 2, 2025
HomeBeritaDokumen IDF sebut operasi militer di Gaza gagal total, Hamas justru kian...

Dokumen IDF sebut operasi militer di Gaza gagal total, Hamas justru kian kuat

Sebuah dokumen rahasia dari militer Israel (IDF) menyimpulkan bahwa operasi militer “Gideon’s Chariot” yang telah berlangsung selama berbulan-bulan di Gaza gagal mencapai tujuan utama perang. Demikian laporan yang disampaikan oleh Channel 12 News Israel, pada Senin (1/9).

Dalam dokumen tersebut disebutkan bahwa Israel melakukan “segala kemungkinan kesalahan” selama menjalankan operasi di Gaza, bahkan perang ini dianggap bertentangan dengan doktrin militer Israel sendiri.

Sementara itu, Hamas justru dinilai memiliki segala kondisi yang mendukung untuk bertahan dan meraih kemenangan.

Dokumen itu juga menyoroti sejumlah kesalahan fatal, seperti tanpa sengaja memberikan sumber daya kepada Hamas, menguras kekuatan militernya sendiri, dan kehilangan dukungan internasional.

Kepala Staf IDF mendukung pembicaraan soal kesepakatan sandera dalam pertemuan kabinet keamanan, menurut sumber yang dikutip Haaretz.

Namun, Perdana Menteri Netanyahu menolak gagasan tersebut dengan menyebutnya “tidak relevan.” Sementara itu, ribuan pelajar sekolah menengah di Israel memboikot hari pertama sekolah sebagai bentuk protes, menuntut kesepakatan sandera dan berakhirnya perang.

Selain itu, distribusi bantuan kemanusiaan dinilai buruk dalam perencanaan dan pelaksanaannya, sehingga memberi peluang bagi Hamas menjalankan kampanye media internasional yang menggambarkan Gaza tengah menghadapi kelaparan massal.

Di tengah situasi yang kian memanas, Asosiasi Internasional Cendekiawan Genosida (IAGS) mengeluarkan resolusi yang menyatakan bahwa bukti hukum telah terpenuhi untuk menyebut Israel melakukan genosida di Gaza.

Menanggapi hal ini, Kementerian Luar Negeri Israel mengecam resolusi tersebut sebagai “aib bagi profesi hukum dan standar akademik,” serta menilai tuduhan itu berasal dari “kampanye kebohongan Hamas yang didukung oleh pihak lain.”

Sementara itu, lebih dari 250 media dari lebih 70 negara melakukan aksi “blackout” secara serentak sebagai bentuk protes atas tewasnya sejumlah jurnalis di Gaza oleh militer Israel.

Dalam aksi ini, berbagai surat kabar mencetak halaman depan serba hitam, stasiun televisi menghentikan siaran rutin, dan sejumlah situs berita menutup sementara tampilan utama mereka.

Kepala organisasi Reporters Without Borders, Thibaut Bruttin, menyatakan dalam rilis pers, “Dengan tingkat kematian jurnalis yang terus meningkat di Gaza akibat serangan militer Israel, tak lama lagi tidak akan ada lagi yang mampu menyampaikan informasi kepada Anda.”

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Kandidat PhD bidang Hubungan Internasional Universitas Sains Malaysia. Peneliti Asia Middle East Center for Research and Dialogue
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular