Seorang sumber Israel menyebutkan bahwa jenazah mantan pemimpin Hamas, Yahya Sinwar, dan saudaranya, Mohammed Sinwar, tidak akan diserahkan sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran tahanan yang tengah dirundingkan saat ini, lansir Times of Israel.
Keduanya telah gugur dalam serangan militer yang dilancarkan oleh Israel.
Perundingan terkait pertukaran tahanan antara Israel dan Hamas dilaporkan masih terus berlangsung, dengan melibatkan mediasi dari sejumlah pihak internasional.
Namun, sumber tersebut menegaskan bahwa jenazah Yahya dan Mohammed Sinwar tidak termasuk dalam daftar pertukaran.
Hamas dilaporkan menuntut Israel untuk memulangkan jenazah mantan pemimpin kelompok tersebut, Yahya Sinwar, dan saudaranya, Mohammed Sinwar, sebagai bagian dari implementasi rencana perdamaian Gaza yang digagas oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Laporan ini disampaikan oleh harian Wall Street Journal pada Selasa (8/10/2025), mengutip keterangan dari sejumlah mediator Arab yang terlibat dalam perundingan.
Menurut laporan tersebut, pemerintah Israel sebelumnya telah menolak permintaan tersebut.
Namun, seorang pejabat Hamas kemudian membantah informasi yang diterbitkan Wall Street Journal. Dalam pernyataan kepada media Israel N12, pejabat tersebut menyebut laporan itu sebagai “informasi palsu” yang bertujuan memengaruhi jalannya negosiasi.
Yahya Sinwar, yang dianggap sebagai arsitek serangan 7 Oktober 2023, dilaporkan gugur dalam serangan militer Israel di kawasan Tel Sultan, Rafah, pada Oktober tahun lalu. Saudaranya, Mohammed Sinwar, yang sempat ditunjuk sebagai pemimpin sayap militer Hamas setelah kematian Yahya, kemudian gugur dalam serangan udara Israel pada Mei 2025.
Selain menuntut pemulangan jenazah dua tokohnya, Hamas juga dilaporkan menuntut pembebasan sejumlah tahanan Palestina profil tinggi sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran dengan Israel.
Sumber dari Mesir yang memahami jalannya perundingan mengatakan kepada surat kabar milik pemerintah Arab Saudi, Asharq Al-Awsat, bahwa nama-nama seperti Abdullah Barghouti, Marwan Barghouti, dan Hassan Salameh termasuk dalam daftar yang diajukan Hamas.
Hamas juga disebut menginginkan pembebasan tokoh-tokoh lain seperti Ahmad Sa’adat, Ibrahim Hamed, dan Abbas al-Sayed.