Tuesday, August 19, 2025
HomeBeritaLawan kebencian, Australia larang masuk anggota parlemen Israel Simcha Rothman

Lawan kebencian, Australia larang masuk anggota parlemen Israel Simcha Rothman

Pemerintah Australia membatalkan visa anggota parlemen sayap kanan Israel, Simcha Rothman, dan melarangnya memasuki negara tersebut selama tiga tahun, lansir Times of Israel.

Menteri Urusan Dalam Negeri Australia, Tony Burke, pada Senin (18/8/2025) mengatakan bahwa keputusan itu diambil karena Rothman dianggap membawa pesan yang dapat “menyebarkan perpecahan.”

Rothman, anggota Knesset dari partai Religious Zionism, dijadwalkan melakukan sejumlah kunjungan ke sekolah Yahudi dan sinagoga di Australia serta bertemu dengan korban serangan antisemitisme baru-baru ini.

Namun, menurut Australian Jewish Association (AJA) yang menjadi penyelenggara kunjungan, visa Rothman dibatalkan hanya beberapa jam sebelum keberangkatannya.

“Jika Anda datang ke Australia untuk menyebarkan kebencian dan perpecahan, kami tidak menginginkan Anda di sini,” kata Burke. Ia menegaskan bahwa Australia harus menjadi negara di mana semua orang merasa aman.

“Di bawah pemerintahan kami, Australia akan menjadi negara tempat semua orang dapat merasa aman dan nyaman,” katanya menambahkan.

Sebagai konsekuensi dari pembatalan visanya, Rothman tidak diperbolehkan mengajukan visa masuk ke Australia selama tiga tahun ke depan.

Meski tidak disebutkan pernyataan spesifik mana yang menjadi dasar pelarangan, Rothman menuding keputusan tersebut sebagai bentuk “penyerahan terhadap terorisme dan antisemitisme yang merajalela di jalanan Australia.”

Ia juga menyebut keputusan itu terkait dengan sikap Knesset yang baru-baru ini mengajukan mosi simbolis untuk mendukung aneksasi wilayah Tepi Barat, yang tidak memiliki kekuatan hukum.

Dalam pernyataannya kepada media Israel, Rothman mengatakan bahwa dirinya diundang karena pandangannya mencerminkan arus utama masyarakat Israel, yakni bahwa Hamas harus dikalahkan, dan bahwa pembentukan negara Palestina dianggap sebagai ancaman terhadap keberadaan Israel.

Ia juga menuduh pemerintah Australia tunduk terhadap tekanan dari kelompok “jihadis Islamis”, dan memilih untuk “menyerah pada teror” daripada menjaga ketertiban umum.

Menanggapi keputusan Australia, Menteri Luar Negeri Israel, Gideon Sa’ar, mengumumkan bahwa pemerintah Israel telah mencabut visa residensi para perwakilan diplomatik Australia untuk Otoritas Palestina.

Sa’ar juga memerintahkan Kedutaan Besar Israel di Canberra untuk meninjau secara ketat setiap permohonan visa resmi dari Australia ke Israel.

Dalam pernyataan resminya, Sa’ar menegaskan bahwa langkah ini merupakan respons atas keputusan Australia untuk mengakui negara Palestina pada September lalu, serta penolakan visa bagi sejumlah tokoh Israel, termasuk mantan Menteri Kehakiman Ayelet Shaked dan Simcha Rothman.

“Di saat antisemitisme di Australia sedang meningkat — termasuk insiden kekerasan terhadap warga dan institusi Yahudi — pemerintah Australia justru memperburuk keadaan dengan menyatakan bahwa kunjungan pejabat Israel dapat mengganggu ketertiban umum dan merugikan komunitas Muslim,” ujar Sa’ar.

Australia diketahui akan mengakui Negara Palestina yang merdeka bulan depan di Majelis Umum PBB dan menjadi kritikus vokal atas genosida Gaza.

 

 

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Kandidat PhD bidang Hubungan Internasional Universitas Sains Malaysia. Peneliti Asia Middle East Center for Research and Dialogue
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular