Wednesday, October 16, 2024
HomeBeritaLayanan ambulans di Gaza Utara hampir lumpuh akibat kekurangan BBM

Layanan ambulans di Gaza Utara hampir lumpuh akibat kekurangan BBM

Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina pada Jumat melaporkan bahwa semua ambulans di Gaza utara terpaksa berhenti beroperasi karena kekurangan bahan bakar, akibat serangan dan pengepungan oleh militer Israel yang telah berlangsung selama enam hari berturut-turut.

“Enam ambulans sepenuhnya berhenti beroperasi karena kekurangan bahan bakar, seiring pendudukan Israel yang mencegah masuknya bahan bakar ke Gaza utara,” ungkap juru bicara Bulan Sabit Merah di Gaza, Raed Al-Nems, kepada Anadolu.

Ia menambahkan bahwa penghentian operasional ambulans melumpuhkan layanan untuk mengangkut pasien dan korban luka di Gaza utara.

Mengomentari situasi di Gaza utara, Al-Nems menyatakan kondisi kemanusiaan “cepat memburuk dengan terus berlangsungnya pengepungan Israel.”

“Pengepungan ini mencegah datangnya pasokan kemanusiaan, medis, dan bantuan ke Gaza utara,” tambahnya.

Al-Nems juga menyebut bahwa Bulan Sabit Merah tengah berkomunikasi dengan badan-badan PBB, termasuk Organisasi Kesehatan Dunia, dalam upaya “mendatangkan bantuan medis dan kemanusiaan ke Gaza utara di tengah situasi yang sangat kritis akibat kekurangan bahan bakar dan persediaan medis penting.”

Pada Selasa, Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa militer Israel telah memperingatkan tiga rumah sakit di Gaza utara untuk mengevakuasi staf dan pasien, dengan ancaman pembunuhan, penghancuran, dan penangkapan, mirip dengan situasi di Rumah Sakit Al-Shifa beberapa bulan lalu.

Pernyataan ini muncul setelah tentara Israel meluncurkan operasi militer di Jabalia, Gaza utara, pada Minggu, dengan dalih mencegah Hamas mendapatkan kembali kekuatannya di wilayah tersebut.

Serangan ini dilakukan setelah serangan intensif di kawasan timur dan barat Gaza utara, yang merupakan yang terberat sejak Mei.

Israel terus melancarkan ofensif brutal di Jalur Gaza setelah serangan oleh kelompok Hamas tahun lalu, meskipun Dewan Keamanan PBB telah mengeluarkan resolusi yang menyerukan gencatan senjata segera.

Lebih dari 42.100 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, telah tewas sejak saat itu, dengan lebih dari 98.100 lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.

Serangan Israel telah menyebabkan hampir seluruh penduduk Jalur Gaza mengungsi di tengah blokade yang menyebabkan kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan.

Upaya mediasi yang dipimpin oleh Amerika Serikat, Mesir, dan Qatar untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tahanan antara Israel dan Hamas mengalami kegagalan, menyusul penolakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk menghentikan perang.

Israel kini menghadapi kasus genosida di Pengadilan Internasional atas tindakannya di Gaza.

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Pengajar HI Universitas Al Azhar Indonesia, Mahasiswa PhD Hubungan Antarbangsa Universitas Sains Malaysia.
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular