Hampir 32.000 orang turun ke jalan di ibu kota Belgia pada hari Minggu untuk menuntut gencatan senjata segera di Gaza dan Lebanon, menurut laporan kepolisian.
Dalam aksi di Brussels tersebut, para demonstran juga mendesak pemerintah Belgia untuk mendorong embargo militer internasional penuh terhadap Israel.
Aksi ini diselenggarakan oleh koalisi organisasi masyarakat sipil, seperti yang dilaporkan oleh Belga News Agency.
Ludo De Brabander dari Vrede, salah satu penyelenggara, mengatakan kepada VRT bahwa meskipun perhatian tertuju pada Uni Eropa, Belgia tetap dapat mengambil tanggung jawab atau memimpin inisiatif ini.
“Belgia masih belum mengakui Palestina sebagai negara, seperti yang telah dilakukan oleh Spanyol dan Irlandia,” tambahnya.
Israel terus melancarkan serangan brutal di Gaza setelah serangan lintas batas oleh kelompok Hamas pada bulan Oktober lalu, meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata segera.
Lebih dari 42.600 orang telah tewas, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, serta hampir 99.800 orang terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.
Israel juga melancarkan kampanye udara besar-besaran di Lebanon sejak akhir bulan lalu terhadap target-target yang diklaim sebagai milik Hizbullah, menewaskan lebih dari 1.500 orang dan memaksa lebih dari 1,34 juta orang mengungsi.
Pertempuran lintas batas antara kedua belah pihak terus berlanjut sejak pecahnya perang Israel-Hamas.