Pemimpin Palestina yang dipenjara, Marwan Barghouti, mengalami patah tulang rusuk setelah diduga mendapat perlakuan kekerasan dari petugas penjara Israel. Informasi ini disampaikan oleh Kantor Media Urusan Tahanan Palestina yang dikelola Hamas, Rabu (16/10), sebagaimana dilaporkan kantor berita Anadolu.
Dalam pernyataan yang diunggah melalui Telegram, kantor tersebut menyebut bahwa Barghouti mengalami pemukulan oleh penjaga penjara saat dipindahkan dari Penjara Ramon di wilayah selatan Israel ke Penjara Megiddo di utara, pada pertengahan September lalu.
Akibat insiden itu, Barghouti dilaporkan sempat kehilangan kesadaran dan mengalami empat tulang rusuk yang patah.
Barghouti (66) merupakan tokoh senior dari gerakan Fatah, partai pimpinan Presiden Palestina Mahmoud Abbas. Ia dikenal luas sebagai salah satu figur paling berpengaruh dan populer dalam kancah politik Palestina.
Sejak tahun 2002, Barghouti menjalani lima hukuman penjara seumur hidup di Israel atas dakwaan terkait keterlibatannya dalam Intifada Kedua, pemberontakan rakyat Palestina yang dimulai pada tahun 2000.
Pekan lalu, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan bahwa Israel dan Hamas telah menyetujui fase pertama dari rencana gencatan senjata yang ia paparkan pada 29 September lalu. Rencana tersebut mencakup penghentian sementara serangan, pembebasan seluruh sandera Israel dengan imbalan pembebasan tahanan Palestina, serta penarikan bertahap pasukan Israel dari seluruh wilayah Jalur Gaza.
Fase pertama dari kesepakatan tersebut mulai diberlakukan pada Jumat lalu.
Dalam fase kedua, rencana itu mengusulkan pembentukan mekanisme pemerintahan baru di Gaza tanpa keikutsertaan Hamas, pembentukan pasukan multinasional, dan pelucutan senjata kelompok tersebut.
Sejak dimulainya agresi militer Israel ke Gaza pada Oktober 2023, tercatat hampir 68.000 warga Palestina tewas, mayoritas adalah perempuan dan anak-anak. Serangan tersebut juga telah menyebabkan kehancuran luas dan membuat sebagian besar wilayah Gaza tidak lagi layak huni.