Kantor berita Rusia, TASS, melaporkan pada Rabu (22/1), Moskow sedang mengadakan pembicaraan dengan otoritas baru Suriah terkait masa depan pangkalan militernya di negara tersebut.
Hal itu dlaporkan situs Aljazeera Arabic.
Menurut laporan itu, kedua pihak belum mencapai kesepakatan terkait isu tersebut, sementara pembicaraan masih terus berlangsung.
Pada Desember lalu, TASS mengutip sumber diplomatik yang menyebutkan Rusia berupaya mempertahankan status hukum pangkalannya di Hmeimim dan Tartus, Suriah.
Fokus pembicaraan dengan otoritas baru Suriah adalah memastikan agar perubahan rezim maupun konflik militer tidak menjadi alasan pembatalan perjanjian jangka panjang terkait pangkalan tersebut.
Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, sebelumnya juga menyatakan bahwa Rusia belum menerima permintaan dari Damaskus untuk meninjau ulang kesepakatan tentang pangkalan militernya di Suriah.
Selama beberapa tahun terakhir, Rusia telah mendirikan pangkalan militer di Suriah, termasuk Hmeimim dan Tartus, yang menjadi pilar utama keberadaan militer Moskow di kawasan Mediterania dan Afrika.
Pergantian rezim Bashar al-Assad di Suriah telah memunculkan banyak pertanyaan tentang masa depan pangkalan militer Rusia, mengingat rezim Assad selama ini menjadi sekutu utama Moskow.
Baca juga: Bertemu para NGO, Wamenlu bahas koordinasi bantuan ke Palestina
Baca juga: Hamas ucapkan terima kasih atas peran Jusuf Kalla bantu Palestina