Pangeran Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman (MBS), menyatakan kesiapan bekerja menuju normalisasi hubungan dengan Israel melalui Abraham Accords, asalkan kesepakatan tersebut menjamin adanya jalan yang jelas menuju pembentukan negara Palestina. Hal itu disampaikan dalam pertemuan dengan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, Selasa.
Pernyataan tersebut dinilai penting karena Gedung Putih sebelumnya meminta Riyadh menunjukkan kemajuan pada isu normalisasi menjelang pertemuan kedua pemimpin. Meski demikian, pejabat AS menyebut perbedaan posisi antara Saudi dan Israel masih cukup lebar.
Dalam konferensi pers seusai pertemuan, Trump mengatakan telah menyinggung peluang Saudi bergabung dalam Abraham Accords. “Saya pikir saya mendapat tanggapan positif,” ujarnya.
Namun, MBS menyampaikan sikap yang lebih berhati-hati. “Kami ingin menjadi bagian dari Abraham Accords, tetapi kami juga ingin memastikan adanya jalur yang jelas untuk solusi dua negara,” katanya. “Kami berdiskusi secara konstruktif untuk menyiapkan kondisi yang tepat secepat mungkin.”
Trump menambahkan bahwa keduanya membahas berbagai opsi penyelesaian konflik Israel–Palestina, termasuk solusi satu negara dan dua negara. Ia menilai MBS memiliki “pandangan yang baik” terkait Abraham Accords, walau belum mau menyebut adanya komitmen resmi.
Trump mengonfirmasi adanya kesepakatan jaminan keamanan antara AS dan Saudi. Ia juga menyatakan bahwa Riyadh akan memperoleh pesawat tempur F-35 dengan model yang sama seperti yang dimiliki Israel.
“Saya tahu mereka (Israel) ingin Anda mendapat pesawat dengan kualitas lebih rendah. Saya rasa itu tidak membuat Anda senang,” ujar Trump kepada MBS. “Keduanya adalah sekutu dekat dan berhak mendapat jet tempur kelas terbaik.”
Pejabat Israel sebelumnya menyampaikan kepada AS bahwa mereka menginginkan penjualan F-35 dikaitkan dengan normalisasi Saudi–Israel. Namun, hingga kini tidak ada kejelasan apakah ada keterkaitan langsung antara kesepakatan jet tempur dan proses normalisasi tersebut.
MBS mengatakan bahwa ia dan Trump turut membahas kontribusi Saudi untuk rekonstruksi Gaza, meski belum ada angka yang disetujui. “Jumlahnya akan besar,” sela Trump.
Keduanya juga membicarakan kemungkinan Saudi mendapatkan kapabilitas nuklir sipil. Namun Trump menilai hal itu belum mendesak karena Saudi memiliki sumber energi yang melimpah.
Dalam kesempatan yang sama, Trump menyebut MBS sebagai “sahabat dekat” dan menyatakan keduanya sejalan dalam berbagai isu. Ia juga sempat menegur seorang wartawan yang menanyakan kasus pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi.


