Tuesday, March 25, 2025
HomeBeritaMedia Israel: Hamas paham trik perang, sementara Israel tidak

Media Israel: Hamas paham trik perang, sementara Israel tidak

Media Israel menyoroti meningkatnya frustrasi di berbagai kalangan di Israel terkait kompleksitas konfrontasi dengan Hamas.

Para analis dan mantan pejabat keamanan mengakui bahwa Israel belum memahami Hamas meskipun perang di Gaza telah berlangsung lebih dari 16 bulan.

Mereka menegaskan bahwa taruhan Israel pada kemungkinan Hamas menyerah hanyalah ilusi belaka.

Alon Ben-David, analis urusan militer di Channel 13, mengatakan bahwa Israel sedang menuju eskalasi yang terencana dengan intensitas yang meningkat secara bertahap.

Namun, intelijen Israel tidak melihat adanya indikasi perubahan dalam sikap Hamas, meskipun Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mengklaim sebaliknya.

Ia menambahkan bahwa lembaga keamanan menyadari bahwa dampaknya terhadap Hamas masih terbatas.

Dalam konteks yang sama, Lior Akerman, mantan perwira Shin Bet (Badan Keamanan Israel), menyatakan bahwa Katz mungkin menyebarkan klaim ini untuk kepentingan politiknya.

Menurutnya, siapa pun yang memahami doktrin Hamas akan tahu bahwa kelompok ini tidak akan menyerah dalam kondisi apa pun.

Sementara itu, seorang pembawa acara di Channel “Kan 11” mempertanyakan efektivitas operasi darat dalam membawa Hamas kembali ke meja perundingan.

Menanggapi hal ini, pakar urusan Palestina, Roni Shaked, menjawab dengan nada tajam.

“Kita berbicara tentang mengembalikan para sandera, bukan bernegosiasi dengan Hamas,” katanya.

Ia menambahkan bahwa setelah 16 bulan perang, Israel masih belum memahami sifat gerakan tersebut dan terus berdiskusi secara internal tanpa memahami realitas pertempuran yang sebenarnya.

Ketiadaan visi politik

Mantan Kepala Intelijen Militer Israel, Amos Yadlin, menekankan pentingnya menetapkan tujuan perang yang jelas. Yaitu menghancurkan Hamas dan membebaskan para sandera.

Namun, ia mengakui bahwa mencapai tujuan ini memerlukan strategi jangka panjang, bukan solusi instan.

Ia juga mengkritik kurangnya visi politik yang jelas di kalangan kepemimpinan Israel mengenai masa depan setelah perang.

Dana Weiss, analis politik di Channel 12, mengungkapkan kebingungannya terhadap ketidakjelasan tujuan Israel dalam melanjutkan perang.

“Apakah kita berusaha menghancurkan Hamas? Atau menerapkan pemerintahan militer? Apa rencana kita untuk masa depan?” tanyanya.

Ia menegaskan bahwa pertanyaan-pertanyaan ini masih belum mendapatkan jawaban hingga saat ini.

Dalam konteks yang sama, Nimrod Sheffer, mantan kepala departemen perencanaan di militer Israel, memperingatkan bahwa Israel akan kembali ke titik awal setelah perang ini. Tetapi dengan harga yang lebih mahal.

Ini termasuk meningkatnya jumlah korban jiwa, meningkatnya jumlah tentara cadangan yang menolak bertugas. Serta semakin kecilnya peluang untuk mengembalikan para sandera dalam keadaan hidup.

Ronen Manelis, mantan juru bicara militer Israel, menegaskan bahwa Israel bertaruh pada tekanan terus-menerus untuk memaksa Hamas memberikan konsesi.

Namun, ia mengakui bahwa strategi ini tidak membuahkan hasil dalam 16 bulan terakhir. Israel gagal menghancurkan Hamas atau memaksanya mengubah pendiriannya.

Jurnalis Menachem Horowitz dari Channel 12 menyoroti kemampuan Hamas dalam melancarkan serangan meskipun operasi militer Israel semakin intensif.

Ia menunjukkan bahwa serangan roket dari Gaza serta ancaman Houthi di Laut Merah telah memaksa jutaan warga Israel masuk ke tempat perlindungan. Hal ini mencerminkan kegagalan strategi Israel dalam melemahkan kemampuan Hamas.

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular