Media Israel menyoroti dinamika terbaru dalam perundingan dengan Hamas. Mereka membuat laporan yang menunjukkan bahwa pemerintah Israel menolak setiap usulan yang mencakup penghentian perang. Meskipun itu dapat mengembalikan seluruh sandera dalam satu hari.
Analis urusan Palestina di Kanal 13, Hezi Simantov, menyebutkan bahwa kunjungan Kepala Mossad ke Qatar yang bertepatan dengan kunjungan pemimpin Hamas ke Kairo dapat menghasilkan usulan baru.
Namun, koresponden politik kanal tersebut, Moria Wollberg, melaporkan bahwa Israel menolak tawaran terbaru yang diajukan para mediator karena mengharuskan penghentian perang.
Menurut Wollberg, Israel mengusulkan pembebasan lima sandera sebagai imbalan untuk gencatan senjata selama satu bulan. Setelah itu baru membahas penghentian perang dan pembebasan sandera lainnya.
Namun, menurutnya, kabinet keamanan Israel tetap menolak segala bentuk diskusi tentang penghentian perang, bahkan jika seluruh sandera bisa dibebaskan sekaligus.
Reporter politik Kanal 13, Barak Seri, memperkuat laporan ini dengan mengutip pernyataan Menteri Keuangan Bezalel Smotrich.
Smotrich menegaskan bahwa pembebasan sandera bukan prioritas utama Israel. Sebaliknya, Smotrich mendorong peningkatan eskalasi militer dan bahkan mengancam akan keluar dari pemerintahan jika serangan tidak diperluas.
Kesabaran Trump habis
Dalam perkembangan lain, jurnalis Sivan Saban menyampaikan bahwa Smotrich dan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu harus mempertimbangkan tuntutan terbaru dari Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump terkait perlakuan Israel terhadap Gaza.
Saban mengingatkan bahwa Trump “bukan orang yang sabar” dan telah kehilangan kesabarannya.
“Kami tidak lagi berada di posisi yang sama, dan Israel tidak memiliki ‘kredit tak terbatas’ untuk mengejar ilusi proyek pemukiman yang diusung Smotrich dan rekan-rekannya,” kataya.
Sementara itu, analis politik Kanal 14, Moshe Elyahu, menekankan pentingnya pembebasan semua sandera, seraya mengakui bahwa keputusan untuk menghentikan perang sangat kompleks.
“Kita berbicara tentang masa depan sebuah bangsa,” ujarnya.
Dalam nada serupa, penyiar Kanal 14, Yinon Magal, mengatakan bahwa pada 7 Oktober 2023, Hamas tidak hanya menculik 250 warga Israel, tetapi juga menculik seluruh negara Israel.
“Celakalah kita jika kita menghentikan perang karena tekanan dari para demonstran gila itu,” tegasnya.
Menanggapi pernyataan tersebut, penyiar Kanal 13, Eyal Berkovic, menantang Magal agar mengirim putra atau putrinya sendiri ke Gaza untuk membebaskan sandera.
“Kalau kamu berani, pergi sendiri ke Gaza, bawa pulang satu lagi, lalu bicaralah soal damai,” kata Berkovic.