Sunday, March 23, 2025
HomeBeritaMedia Israel: Meningkatnya perpecahan internal bisa berujung perang saudara

Media Israel: Meningkatnya perpecahan internal bisa berujung perang saudara

Surat kabar Israel dan internasional telah menyoroti dampak dari dilanjutkannya perang Israel di Jalur Gaza serta berakhirnya perjanjian gencatan senjata dan pertukaran tahanan.

Penulis di surat kabar Haaretz Israel, Gideon Levy, menuduh bahwa Israel dengan sengaja dan dengan niat buruk melanggar perjanjian internasional yang telah ditandatangani. Serta melancarkan serangan brutal tanpa henti terhadap Jalur Gaza, merujuk pada pengingkaran Israel terhadap kesepakatan gencatan senjata.

Menurut Levy, Israel membunuh demi membunuh, dengan tujuan menyalakan kembali perang. Selain itu, Israel ingin mempertahankan koalisi pemerintahan yang dipimpin oleh Benjamin Netanyahu.

Ia menyimpulkan bahwa semua kejahatan yang dilakukan Israel harus ditambah dengan kejahatan media Israel yang berani menyembunyikan kengerian di Gaza.

Sementara itu, surat kabar Yedioth Ahronoth Israel mengutip peringatan dari pakar hukum Aharon Barak, mantan Ketua Mahkamah Agung Israel, yang menyatakan bahwa meningkatnya perpecahan internal dapat berujung pada perang saudara.

Barak mengatakan bahwa perselisihan dan ketegangan telah mencapai tingkat yang dapat menyeret Israel ke jurang kehancuran melalui perang saudara.

“Pencegahan tirani mayoritas yang telah menyalahgunakan kekuasaannya,” katanya.

Surat kabar The Jerusalem Post melaporkan bahwa kepolisian Israel menggunakan kekerasan berlebihan untuk membubarkan demonstran yang memprotes kebijakan pemerintah terkait tahanan yang ditahan di Gaza serta pemecatan Kepala Shin Bet, Ronen Bar.

Surat kabar Israel itu menyoroti beredarnya video yang mendokumentasikan para demonstran yang mengalami pemukulan dan tindakan kekerasan lainnya dalam pembubaran protes.

Disebutkan juga bahwa kepolisian Israel saat ini menghadapi banyak pertanyaan dan seruan untuk penyelidikan atas insiden kekerasan yang terdokumentasi tersebut.

Sementara itu, surat kabar The Guardian Inggris menerbitkan laporan tentang meningkatnya jumlah korban dari kalangan perempuan dan anak-anak akibat serangan udara Israel di Gaza setelah pengumuman berakhirnya gencatan senjata selama 2 bulan.

Menurut laporan tersebut, waktu serangan udara Israel menjelaskan tingginya jumlah korban jiwa.

Serangan terjadi saat penduduk sedang tidur, sehingga sebagian besar korban adalah anak-anak dan perempuan.

Di sisi lain, surat kabar Le Temps dari Swiss melaporkan bahwa Israel berupaya mengendalikan sepenuhnya seluruh tahap distribusi bantuan kemanusiaan yang dikirim ke Gaza dan Tepi Barat.

Pihak berwenang Israel telah memberi tahu organisasi kemanusiaan tentang pengaturan baru tersebut.

Surat kabar itu mengutip pernyataan organisasi bantuan yang menyebutkan bahwa organisasi non-pemerintah dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) harus menerima persyaratan Israel atau meninggalkan warga Palestina. Persyaratan itu belum pernah terjadi sebelumnya.

Surat kabar tersebut mempertanyakan apakah Israel menggunakan bantuan kemanusiaan sebagai senjata dalam perang ini.

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular