Sunday, September 28, 2025
HomeBeritaMedia Israel: Pidato Netanyahu di PBB cuma pepesan kosong

Media Israel: Pidato Netanyahu di PBB cuma pepesan kosong

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menuai kritik tajam dari media dalam negerinya sendiri usai menyampaikan pidato di Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York.

Harian Haaretz menyebut pidato Netanyahu sebagai “pengulangan kosong tanpa pesan baru” dan menunjukkan bahwa pemimpin Israel itu “tak lagi memiliki hal berarti untuk ditawarkan kepada dunia”.

Dalam laporannya dari New York, jurnalis Haaretz Lisa Rozovsky menilai Netanyahu lebih banyak menggunakan strategi propaganda.

Ia menampilkan peta dengan tanda centang di atas wilayah-wilayah yang disebut sebagai “musuh yang telah dikalahkan”. Selain itu, Netanyahu juga menyiarkan pidatonya langsung ke Gaza menggunakan pengeras suara dan mengirimkan pesan dalam bahasa Ibrani ke ponsel-ponsel warga Palestina.

Salah satu hal yang paling menarik perhatian publik adalah keberadaan kode QR di kerah jas yang dikenakan Netanyahu.

Kode tersebut mengarahkan pada tayangan gambar-gambar jenazah warga Israel yang tewas. Rozovsky menyebut langkah ini sebagai cara mengubah tubuh perdana menteri menjadi “galeri kekejaman” di hadapan dunia.

Sidang yang dihadiri Netanyahu berlangsung di ruang yang sebagian besar kosong. Beberapa delegasi dari negara-negara Islam, Afrika, Amerika Latin, hingga Eropa memilih meninggalkan ruangan saat Netanyahu berbicara. Di balkon, beberapa pendukung Netanyahu tampak memberi tepuk tangan.

Rozovsky menyebutkan bahwa target utama pidato Netanyahu adalah dua kelompok: basis politik sayap kanan di Israel, serta pemerintah Amerika Serikat di bawah Donald Trump. Untuk itu, Netanyahu banyak mengutip pernyataan jenderal-jenderal AS dan menekankan pentingnya kerja sama intelijen antara kedua negara.

Dalam pidatonya, Netanyahu juga menyebut Iran sebagai dalang di balik dua upaya pembunuhan terhadap Trump, meskipun laporan resmi hanya mengaitkan satu kasus. Ia juga membandingkan serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 dengan “40.000 warga Amerika tewas dan 10.000 lainnya diculik”.

Netanyahu juga melontarkan kritik keras terhadap sejumlah pemimpin Eropa yang mengakui negara Palestina, dan kembali menolak keras pendirian negara tersebut.

Penolakan ini bertolak belakang dengan pernyataannya sendiri pada 2009 saat di Universitas Bar Ilan, di mana ia sempat menyatakan dukungan dengan syarat keamanan yang ketat.

Sebagai upaya membantah tudingan genosida di Gaza, Netanyahu sempat membandingkan situasi di sana dengan rezim Nazi. Namun, menurut Haaretz, perbandingan tersebut keliru karena Nazi pada awal kekuasaan justru mendorong migrasi Yahudi dari Jerman.

Rozovsky menilai pidato Netanyahu lebih berisi janji-janji damai yang kabur dan tidak menawarkan solusi konkret terkait konflik yang sedang berlangsung. Rencana jumpa pers yang semula dijadwalkan dengan jurnalis Israel juga dibatalkan tanpa penjelasan.

Ia menutup laporannya dengan menyatakan bahwa Netanyahu kembali menunjukkan dirinya tidak memiliki gagasan baru, tidak membuka ruang dialog global, dan sepenuhnya menggantungkan diri pada Gedung Putih dan Donald Trump.

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Kandidat PhD bidang Hubungan Internasional Universitas Sains Malaysia. Peneliti Asia Middle East Center for Research and Dialogue
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Terpopuler