Friday, May 9, 2025
HomeBeritaMenhan Pakistan: Modi bertaruh dengan perang demi kepentingan elektoral

Menhan Pakistan: Modi bertaruh dengan perang demi kepentingan elektoral

Menteri Pertahanan Pakistan, Khawaja Muhammad Asif, menyatakan bahwa negaranya akan memberikan respons yang setimpal atas serangan India.

Ia menyebutnya sebagai undangan terbuka untuk konfrontasi menyeluruh antara kedua negara.

Ia menuding Perdana Menteri India Narendra Modi tengah mempertaruhkan perdamaian kawasan demi kepentingan elektoral di dalam negeri.

Pernyataan itu disampaikan Asif dalam wawancara khusus dengan Al Jazeera Net, di tengah meningkatnya ketegangan dan kontak senjata yang telah berlangsung selama beberapa pekan terakhir di sepanjang perbatasan India-Pakistan.

Situasi memuncak pada Rabu dini hari, ketika India melancarkan serangan ke berbagai wilayah di Pakistan, termasuk wilayah Kashmir dan daerah perbatasan di Provinsi Punjab.

Menurut data terakhir yang dirilis pemerintah Pakistan di Islamabad, sedikitnya 31 orang, termasuk anak-anak, tewas akibat serangan udara India. Sekitar 57 orang lainnya mengalami luka-luka.

“India serang wilayah sipil di luar Kashmir”

Dalam wawancaranya, Asif menegaskan bahwa apa yang dilakukan India bukan hanya eskalasi biasa di kawasan Kashmir yang selama ini menjadi sengketa, melainkan serangan terhadap wilayah-wilayah sipil melintasi perbatasan internasional yang jelas-jelas melanggar kedaulatan negaranya.

“Jika situasi seperti ini terus berlanjut, seluruh hubungan bilateral akan rusak. Biasanya konflik terbatas pada wilayah Kashmir, di mana terdapat garis kontrol dan perbatasan yang disengketakan. Namun kali ini, mereka menyerang kota-kota kami melintasi perbatasan internasional. Ini merupakan ajakan terbuka untuk konfrontasi total,” tegasnya.

Asif juga membantah tudingan India bahwa serangan dilakukan untuk menargetkan kelompok-kelompok militan yang diduga beroperasi dari wilayah Pakistan.

Ia menyatakan bahwa klaim tersebut tidak berdasar dan mengada-ada.

“Kami telah mengundang media hari ini untuk mengunjungi lokasi-lokasi yang diserang India. Kunjungan ini juga akan dilanjutkan besok. Kami ingin media internasional melihat sendiri bahwa tudingan India itu sepenuhnya tidak benar,” katanya.

Terkait insiden ledakan di Belgaum, India, yang menewaskan sekitar 26 wisatawan India 2 pekan lalu, Asif menyebut bahwa Pakistan sejak awal mendesak dilakukan investigasi menyeluruh oleh pihak independen.

“Jika memang ada bukti keterlibatan kami, biarlah pihak ketiga yang netral—baik dari organisasi internasional maupun negara-negara di kawasan—yang mengungkapnya. Kami siap membuka semua informasi yang dibutuhkan,” ujarnya.

Respons Pakistan atas serangan udara

Ketika ditanya soal respons militer Pakistan yang menembak jatuh 5 pesawat tempur India dan menawan sejumlah prajuritnya.

Menhan Pakistan menyatakan bahwa hal itu merupakan pesan tegas bahwa negaranya tak akan tinggal diam jika diserang.

“Ini pesan yang sangat jelas. Wilayah kami diserang, bahkan ketika pesawat-pesawat mereka masih berada di wilayah udara India, mereka menembaki posisi-posisi militer kami di Punjab dan Azad Kashmir. Maka, jika kami diserang lintas batas internasional, kami pasti akan merespons dengan cara yang sama,” kata Asif.

Isu senjata nuklir dan retorika pemilu

Meski ketegangan meningkat, Asif tidak melihat konflik ini akan mengarah pada konfrontasi nuklir.

Ia menegaskan bahwa kapabilitas nuklir Pakistan dibangun semata-mata sebagai penangkal agresi, bukan untuk digunakan secara agresif.

“Kami mendapatkan kemampuan nuklir jauh setelah India. Itu murni sebagai respons. Kami ingin ada jaminan bahwa jika diserang, kami memiliki kemampuan untuk menahan agresi India. Tapi saya tidak percaya situasi ini akan berubah menjadi perang nuklir,” ucapnya.

Ia menuding eskalasi yang dilakukan India didorong oleh kepentingan politik domestik menjelang pemilu, khususnya di negara bagian Bihar yang strategis.

“Setiap kali popularitas Modi menurun atau berada dalam bahaya, dia mulai membuat manuver terhadap Pakistan. India tak bisa memperlakukan Pakistan seperti anak kecil. Jika mereka menyerang, kami akan memastikan mereka membayar mahal,” tegasnya.

Seruan untuk mediasi internasional

Menanggapi potensi dampak krisis ini terhadap stabilitas kawasan, Menhan Asif menyatakan bahwa Pakistan tidak menginginkan konfrontasi, namun terpaksa merespons untuk membela kedaulatan nasional.

“Yang terjadi ini berbahaya. Kami telah menyampaikan sejak awal, bahkan Perdana Menteri kami telah menawarkan penyelidikan. Jika pihak yang menuding tidak mampu membuktikan tuduhannya, maka semua ini tidak berarti,” ujarnya.

Ia menambahkan, sudah dua pekan berlalu sejak tragedi di Belgaum, namun India belum juga mengajukan bukti kuat yang mengaitkan Pakistan dengan insiden itu.

Asif menutup wawancaranya dengan menyerukan campur tangan internasional untuk menekan eskalasi.

Ia juga mengkritik Modi. Menuurtnya, Modi menggunakan ketegangan ini untuk memperkuat posisi politiknya.

“Kami akan menyambut mediasi dari pihak mana pun—AS, China, Rusia. Jika situasi ini lepas kendali, komunitas internasional harus menyadari bahwa Modi menggunakan metode berbahaya ini untuk memperkuat kekuasaan politiknya. Dan semua pihak harus peduli,” tandasnya.

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular