Friday, May 30, 2025
HomeBeritaMenkeu Israel: Pertukaran sandera dengan Hamas adalah hal bodoh

Menkeu Israel: Pertukaran sandera dengan Hamas adalah hal bodoh

Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich pada Rabu (28/5/2025) menyampaikan penolakan keras terhadap kemungkinan tercapainya kesepakatan parsial untuk pertukaran sandera antara Israel dan kelompok Hamas. Melalui pernyataan di platform X (dulu Twitter), Smotrich menyebut rencana tersebut sebagai tindakan “bodoh.”

Menurutnya, Hamas sedang berada dalam tekanan besar akibat perubahan sistem distribusi bantuan di Gaza dan kehilangan kontrol atas populasi setempat. “Kita harus terus memperketat jeratan terhadap leher mereka dan memaksa mereka menyetujui kesepakatan penyerahan total, dengan pembebasan semua sandera sekaligus,” tulis Smotrich.

Ia memperingatkan bahwa mencabut tekanan saat ini melalui kesepakatan parsial hanya akan “memberi napas dan kesempatan bagi Hamas untuk memulihkan diri.”

Menanggapi hal itu secara tidak langsung, Menteri Luar Negeri Israel Gideon Sa’ar menyampaikan pandangan berbeda. Dalam unggahan di media sosial, ia menyebut bahwa Israel telah merespons secara positif proposal Amerika Serikat untuk pembebasan sandera 11 hari lalu, namun hingga kini tawaran tersebut masih ditolak oleh Hamas.

“Selama masih ada peluang untuk membebaskan para sandera, hal itu harus diupayakan—karena ini adalah kehendak mayoritas rakyat Israel. Tindakan harus diambil berdasarkan kepentingan nasional, bukan tekanan politik atau ancaman,” tulis Sa’ar.

Sebelumnya, lembaga penyiaran publik Israel, KAN, melaporkan adanya “perkembangan positif” dalam negosiasi tidak langsung antara Israel dan Hamas terkait kemungkinan tercapainya kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tahanan.

Sejumlah pejabat Israel yang terlibat dalam perundingan, yang tidak disebutkan namanya, menyatakan bahwa beberapa hari ke depan akan menjadi “sangat krusial.” Sumber asing yang dikutip KAN bahkan menyebut bahwa kesepakatan dapat ditandatangani dalam waktu dekat, jika Israel menunjukkan kelonggaran terkait penghentian perang.

Hamas sendiri berulang kali menyatakan kesiapan untuk membebaskan semua sandera Israel sekaligus, dengan syarat bahwa Israel mengakhiri agresi militer, menarik pasukan dari Gaza, dan membebaskan tahanan Palestina.

Namun, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sejauh ini menolak syarat-syarat tersebut. Ia tetap bersikukuh pada tuntutan pelucutan senjata kelompok perlawanan Palestina dan menegaskan rencana untuk tetap mempertahankan kehadiran militer Israel di Gaza.

 

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Kandidat PhD bidang Hubungan Internasional Universitas Sains Malaysia. Peneliti Asia Middle East Center for Research and Dialogue
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular