Mesir menuduh Israel menyebarkan “kebohongan” untuk mengalihkan perhatian dari kegagalannya mencapai kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tahanan dengan Hamas di Gaza.
Hal itu diutarakan Menteri Luar Negeri Mesir Badr Abdelatty dalam konferensi pers bersama Menteri Luar Negeri Denmark, Lars Lokke Rasmussen, di Kairo, Senin (9/9), dikutip Anadolu Agency.
“Israel menyebarkan kebohongan untuk mengalihkan perhatian dari kegagalannya mencapai kesepakatan pertukaran tahanan di Gaza dan menerapkan gencatan senjata di wilayah tersebut,” kata Abdelatty.
“Kami telah menghabiskan dana besar untuk membangun pagar keamanan dan menghancurkan terowongan di sepanjang perbatasan Gaza,” tambahnya.
Kata Abdelatty, Israel selalu mengeluarkan kebijakan provokatif setiap kali negosiasi mendekati kesepakatan.
Anadolu menulis, belum ada tanggapan segera dari pihak Israel terkait pernyataan menteri Mesir tersebut.
Meski Abdelatty tidak merinci apa yang dimaksud dengan “kebohongan”. Sebelumnya Mesir menepis pernyataan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang mengklaim, senjata diselundupkan dari Mesir ke Gaza melalui terowongan di bawah Koridor Philadelphi di perbatasan.
Baca juga: Mesir diduga tunda penerimaan dubes Israel yang baru untuk Kairo
Mesir memandang pernyataan Netanyahu sebagai upaya untuk menghalangi upaya mediasi dalam mencapai kesepakatan untuk mengakhiri perang Israel yang sedang berlangsung di Gaza.
Kairo menolak kehadiran militer Israel di Koridor Philadelphi, zona demiliterisasi di sepanjang perbatasan Mesir-Gaza.
Para pejabat keamanan, tokoh oposisi, dan keluarga sandera Israel di Gaza menuduh Netanyahu menghalangi kesepakatan dengan Hamas.
Baca juga: Proposal baru dari AS termasuk penarikan IDF dari koridor Philadelphi
Mereka menilai Netanyahu khawatir hal itu dapat meruntuhkan koalisi pemerintahannya. Pihak oposisi juga telah menyerukan pengunduran dirinya.
Perang Israel yang masih berlangsung di Jalur Gaza telah menewaskan hampir 41.100 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, serta melukai hampir 94.800 orang lainnya, menurut otoritas kesehatan setempat.
Blokade yang terus berlanjut telah menyebabkan kekurangan parah makanan, air bersih, dan obat-obatan, meninggalkan sebagian besar wilayah tersebut dalam keadaan hancur.
Israel menghadapi tuduhan genosida atas tindakannya di Gaza di hadapan Mahkamah Internasional.
Baca juga: Keluarga sandera Israel lari ke perbatasan Gaza, panggil kerabat mereka
Baca juga: Oposisi Israel sepakat gulingkan pemerintahan Netanyahu