Thursday, January 23, 2025
HomeBeritaMenlu Rusia: Assad jatuh karena menolak berbagi kekuasaan

Menlu Rusia: Assad jatuh karena menolak berbagi kekuasaan

Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan bahwa Moskow ingin berperan dalam upaya memperbaiki situasi di Suriah.

Rusia juga terus berkomunikasi dengan pemerintahan Suriah yang baru dan memastikan bahwa mereka tidak akan meninggalkan kawasan Timur Tengah.

Pernyataan ini disampaikan Lavrov dalam konferensi pers yang diadakan kemarin.

Ia menjelaskan peristiwa yang terjadi di Suriah sebagian besar dipicu oleh ketidakterlibatan pemerintah dalam beberapa tahun terakhir.

“Ada banyak kejadian di Suriah yang mendapat perhatian dari Presiden Rusia dan pihak-pihak lain. Ini terjadi sebagian besar karena satu dekade terakhir […] ditandai dengan lambatnya proses politik. Mungkin ada rasa enggan untuk melakukan perubahan.”

Lavrov juga menyoroti bahwa Rusia telah “secara aktif mendorong kepemimpinan Suriah agar Komite Konstitusi, yang dibentuk atas inisiatif Rusia, bisa kembali bekerja.”

Namun, katanya, Assad tidak terlalu bersemangat untuk mengaktifkan kembali komite ini dan mencapai kesepakatan.

“Sebetulnya, ada peluang untuk mencapai kesepakatan tentang pembagian kekuasaan, tetapi mereka tidak ingin berbagi kekuasaan dengan kelompok oposisi yang bukan teroris.”

Selain itu, Lavrov juga mengungkapkan bahwa Amerika Serikat saat ini menguasai sebagian wilayah di Suriah timur, yang terkenal dengan ladang-ladang minyak.

Sumber daya yang diperoleh dari wilayah ini, menurutnya, digunakan untuk “mendukung elemen separatis di Suriah bagian timur laut.”

Lavrov kemudian mengingatkan bahwa Rusia telah menawarkan kepada pihak Kurdi di Suriah untuk membuka jalur komunikasi dengan Damaskus di masa lalu.

“Mereka menolak tawaran itu; mereka mengatakan akan ada pihak Amerika yang mendukung mereka, dan mereka akan menciptakan negara semu. Kami selalu berusaha menjelaskan bahwa Turki dan Irak tidak akan membiarkan pendirian negara Kurdi. Kami mengadopsi pendekatan yang mendukung konsultasi dan perlindungan hak-hak Kurdi, baik di Suriah, Irak, Iran, maupun Turki. Namun, baik Damaskus maupun Kurdi tidak tertarik untuk bernegosiasi,” kata Lavrov.

Dia menegaskan bahwa Rusia akan terus berhubungan dengan pemerintahan baru di Suriah dan mendukung aktivitas Kedutaan Besar Rusia di Damaskus.

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Pengajar HI Universitas Al Azhar Indonesia, Mahasiswa PhD Hubungan Antarbangsa Universitas Sains Malaysia.
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular