Friday, December 12, 2025
HomeBeritaMesir dorong Israel buka perbatasan Rafah untuk masuk dan keluar

Mesir dorong Israel buka perbatasan Rafah untuk masuk dan keluar

Mesir menekan Israel agar membuka perbatasan Rafah bagi pergerakan dua arah, setelah Tel Aviv sebelumnya mengumumkan akan membuka jalur itu hanya untuk warga Palestina keluar, demikian dilaporkan media Israel pada Kamis.

Radio Kan Reshet Bet milik Israeli Broadcasting Corporation mengutip pejabat yang tidak disebutkan namanya menyatakan bahwa Kairo mempertanyakan mengapa Israel bisa membuka sepenuhnya perbatasan Karameh (atau Allenby) antara Tepi Barat yang diduduki dan Yordania, tetapi menolak melakukan hal serupa di Rafah.

Awal pekan ini, Israel mengumumkan kesepakatan membuka perbatasan Karameh dengan Yordania dan untuk masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza, lebih dari dua bulan setelah dua tentara Israel tewas akibat kecelakaan yang dilakukan oleh sopir truk Yordania di perbatasan tersebut.

Mesir menilai pembukaan perbatasan oleh Israel untuk keluar saja merupakan upaya pengusiran warga Palestina dari Gaza—yang dianggap Kairo sebagai garis merah keamanan nasional. Pernyataan ini juga disampaikan Menteri Luar Negeri Mesir, Badr Abdel Aty, saat bertemu Menteri Negara Kanada untuk Pembangunan Internasional, Randeep Sarai.

Terkait pembicaraan dengan Israel mengenai Rafah, Abdel Aty menegaskan, “Mesir tidak dapat membiarkan perbatasan Rafah menjadi pintu bagi pengungsian warga Palestina dalam bentuk apapun.” Ia menambahkan, pengoperasian perbatasan hanya untuk “masuknya bantuan kemanusiaan dan keluarnya pasien yang perlu dievakuasi untuk perawatan medis.”

Menurut laporan radio Israel, Kairo mencari bantuan Amerika Serikat untuk menekan Tel Aviv, mengikuti langkah Yordania yang meminta dukungan Washington terkait perbatasan Karameh. Pejabat Mesir berharap bantuan AS dapat mempercepat progres fase kedua gencatan senjata Gaza, sehingga memungkinkan penyelesaian lebih cepat.

Persiapan Israel untuk Fase Kedua Gencatan Senjata

Pihak keamanan Israel mempercepat pembahasan terkait fase kedua gencatan senjata menyusul pengumuman Presiden AS Donald Trump bahwa ia akan segera mengungkap komposisi “Dewan Perdamaian” untuk Gaza, demikian dilaporkan Channel 12 Israel pada Kamis.

Salah satu tujuan Israel pada fase kedua adalah mendirikan kompleks perumahan sementara di Rafah. Seorang pejabat Israel yang tidak disebutkan namanya menyatakan, hingga kembalinya Ran Gvili, sandera terakhir Israel yang tewas di Gaza, tidak akan ada langkah menuju tahap berikutnya: “Kami sedang mempersiapkan pelaksanaan kesepakatan dan transisi ke tahap kedua. Syaratnya adalah membawa Ran kembali.”

Pejabat Israel lain menyebutkan, Tel Aviv memberlakukan veto penuh terhadap keterlibatan Turki dalam pasukan multinasional di Gaza.

“Kami memiliki garis merah bagi Amerika Serikat. Ada negara-negara yang tidak kami inginkan berada di Gaza. Presiden (AS) mengetahui hal itu dan menghormati permintaan kami,” ujar pejabat tersebut.

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Kandidat PhD bidang Hubungan Internasional Universitas Sains Malaysia. Peneliti Asia Middle East Center for Research and Dialogue
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Terpopuler