Militer Israel menghancurkan lebih dari 300 rumah dalam tiga hari terakhir di lingkungan Zeitoun, Jalur Gaza tengah, sebagai bagian dari operasi militer yang terus berlanjut di wilayah tersebut.
Juru bicara Pertahanan Sipil di Gaza, Mahmoud Basal, pada Rabu (13/8/2025) mengatakan bahwa pasukan Israel melancarkan serangan intensif di Zeitoun dengan sasaran utama kawasan permukiman warga sipil.
Ia menjelaskan bahwa bangunan bertingkat lima atau lebih menjadi target utama, dan penggunaan bahan peledak berkekuatan tinggi telah menyebabkan bangunan di sekitarnya ikut hancur.
Sejumlah rumah dilaporkan dihancurkan saat masih dihuni warga, mengakibatkan korban jiwa. Penghancuran dilakukan tanpa peringatan sebelumnya, dan gempuran yang terus-menerus membuat tim penyelamat kesulitan menjangkau lokasi dan mengevakuasi korban luka.
Israel menghadapi kecaman internasional yang terus meningkat atas operasi militernya di Gaza, yang menurut data otoritas lokal telah menewaskan lebih dari 61.700 orang sejak Oktober 2023.
Pada November tahun lalu, Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya, Yoav Gallant, atas dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Selain itu, Israel juga menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) atas tindakannya di wilayah kantong tersebut.