KAN, saluran berbahasa Arab dari stasiun penyiaran publik Israel, mendapat kecaman dari militer pada Senin setelah menampilkan wajah-wajah tentara yang dituduh melakukan pelecehan seksual terhadap seorang tahanan Palestina di Penjara Sde Teiman, Israel selatan.
Anadolu melaporkan, militer Israel menganggap publikasi wajah para tentara tersebut sebagai “pelanggaran mencolok terhadap perintah pengadilan militer yang melarang penyebarluasan identitas mereka.”
Militer juga menyatakan bahwa mereka telah mengeluarkan perintah kepada stasiun TV itu untuk menghapus rekaman tersebut.
Bulan lalu, sepuluh tentara Israel ditahan atas tuduhan melakukan pelecehan seksual terhadap seorang tahanan dari Gaza di fasilitas penahanan yang terkenal buruk itu. Namun lima dari mereka kemudian dibebaskan.
Baca juga: Pengadilan militer Israel perpanjang tahanan 5 tentara tersangka perkosaan tahanan Palestina
Baca juga: Erdogan sambut putra mendiang Haniyah di Istanbul
Laporan dari kelompok hak asasi manusia Palestina, Israel, dan internasional baru-baru ini menunjukkan bahwa tahanan dari Gaza telah disiksa di penjara tersebut, yang menyebabkan kematian puluhan orang di antaranya.
Mahkamah Agung Israel sedang mempertimbangkan petisi yang diajukan oleh organisasi hak asasi manusia lokal untuk menutup penjara terkenal tersebut, di mana tahanan Palestina juga mengalami kelalaian medis.
Mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera, Israel menghadapi kecaman internasional di tengah serangannya yang terus berlanjut di Gaza sejak serangan oleh kelompok perlawanan Palestina, Hamas, pada Oktober lalu.
Sejak itu, hampir 40.000 warga Palestina telah tewas, sebagian besar wanita dan anak-anak, dan lebih dari 92.000 lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.
Lebih dari sepuluh bulan setelah perang Israel dimulai, sebagian besar wilayah Gaza hancur di tengah blokade yang melumpuhkan pasokan makanan, air bersih, dan obat-obatan.
Israel dituduh melakukan genosida di Pengadilan Internasional (ICJ), yang memerintahkan Israel untuk segera menghentikan operasi militernya di kota Rafah, selatan Gaza, tempat lebih dari 1 juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum kota tersebut diserbu pada 6 Mei.
Baca juga: Al-Qassam tegaskan dukungan untuk Yahya Sinwar