Pasukan militer Israel dilaporkan melakukan operasi militer di Desa Saida, wilayah pedesaan Quneitra, Suriah selatan, pada Minggu (28/9/2025).
Media pemerintah Suriah menyebut, sejumlah kendaraan lapis baja Israel sempat memasuki kawasan permukiman dan melakukan penggeledahan sebelum akhirnya mundur.
Kantor berita resmi Suriah, SANA, melaporkan sebanyak 16 kendaraan lapis baja Israel bergerak dari wilayah Tel Abu Ghithar menuju Saida. Pasukan Israel kemudian melakukan razia dan penggeledahan di sejumlah rumah warga sipil.
Stasiun televisi pemerintah, Alikhbaria, menyatakan bahwa pasukan Israel juga mencoba memaksa warga untuk menjawab sejumlah survei di beberapa lingkungan, terkait dugaan distribusi bantuan. Namun, warga dilaporkan menolak berpartisipasi serta menentang kehadiran militer Israel di desa mereka.
Hingga laporan ini diturunkan, militer Israel belum memberikan pernyataan resmi terkait insiden tersebut.
Dalam beberapa bulan terakhir, militer Israel diketahui telah beberapa kali melakukan serangan lintas batas ke wilayah selatan Suriah, termasuk Quneitra, meskipun komunitas internasional telah menyerukan penghentian pelanggaran terhadap kedaulatan Suriah.
Setelah jatuhnya rezim Bashar al-Assad pada akhir 2024, Israel memperluas pendudukannya di wilayah Dataran Tinggi Golan yang dikuasai, dengan mengambil alih zona penyangga demiliterisasi. Langkah tersebut dianggap melanggar Perjanjian Pemisahan Pasukan tahun 1974 antara Israel dan Suriah.