Lebih dari 70 persen pasien luka bakar parah yang ditangani Médecins Sans Frontières (MSF) di Gaza adalah anak-anak, sebagian besar berusia di bawah lima tahun.
Seiring terus berlanjutnya serangan Israel dan blokade yang memutus suplai bantuan medis, warga Gaza terpaksa menanggung penderitaan berat tanpa perawatan layak.
Dalam sebulan terakhir, MSF mencatat lonjakan pasien luka bakar di Gaza, dengan rata-rata 100 pasien per hari di klinik Gaza City. Sejak Mei 2024, lebih dari 1.000 operasi dilakukan di Rumah Sakit Nasser, sebagian besar pada anak-anak.
“Luka bakar berat membutuhkan penanganan kompleks seperti operasi berulang, pergantian perban harian, fisioterapi, manajemen nyeri, dukungan psikologis, dan lingkungan steril. Namun, setelah 50 hari tanpa suplai masuk, kami mulai kehabisan obat-obatan dasar,” ujar MSF.
Separuh dari pasien yang sempat mendapat perawatan awal tidak kembali untuk kontrol lanjutan karena rusaknya sistem layanan kesehatan dan akses yang sangat terbatas.
Sejak Desember 2024, tim MSF telah melakukan lebih dari 6.500 perawatan luka bakar di Gaza. Namun, hampir separuh pasien tak kembali untuk perawatan lanjutan karena akses yang sangat terbatas.
Mengutip Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA), MSF menyebut lebih dari separuh fasilitas kesehatan yang masih beroperasi berada di wilayah yang diperintahkan untuk dievakuasi, membuat layanan medis makin sulit diakses oleh warga.