Mufti Besar Oman, Syekh Ahmed al-Khalili, pada Rabu menyatakan bahwa Israel terus melakukan agresi terhadap warga Palestina di Jalur Gaza, khususnya mereka yang terkepung di Rafah, dan menegaskan bahwa kesepakatan terbaru “belum membawa hasil positif”.
Dalam unggahannya di platform X, al-Khalili menyebut situasi tersebut menuntut intervensi segera dari negara-negara yang terlibat dalam perundingan. Ia juga menyatakan keprihatinan atas sikap diam komunitas internasional, termasuk negara-negara Islam.
Ia menyerukan aksi mendesak untuk menghentikan serangan di Gaza dan mengajak “orang-orang merdeka di seluruh dunia” untuk terus mendukung perjuangan rakyat Palestina. Diam menghadapi tragedi semacam itu, menurut dia, adalah “memalukan”. Al-Khalili pun mempertanyakan: “Sampai kapan persoalan ini akan berlangsung?”
Sejak 7 Oktober 2023, Israel — yang didukung Amerika Serikat dan sejumlah negara Eropa — telah melancarkan operasi militer di Jalur Gaza. Pihak Palestina menuduh operasi itu mencakup pembunuhan massal, kelaparan, penghancuran luas, pengusiran, dan penangkapan sewenang-wenang, meski telah ada seruan internasional dan putusan Mahkamah Internasional untuk menghentikan serangan tersebut.
Menurut otoritas Palestina, lebih dari 241.000 warga tewas atau terluka, mayoritas perempuan dan anak-anak, sementara lebih dari 11.000 orang masih dinyatakan hilang. Ratusan ribu penduduk terus mengungsi, dan kelaparan dilaporkan menimbulkan banyak korban jiwa, terutama anak-anak. Bagian besar wilayah Gaza hancur, dengan sejumlah kota dan permukiman rata dengan tanah.
