Wednesday, October 1, 2025
HomeBeritaSaudi, Turki, Qatar, Jordan marah, Netanyahu ubah sepihak proposal perdamaian Gaza

Saudi, Turki, Qatar, Jordan marah, Netanyahu ubah sepihak proposal perdamaian Gaza

Langkah Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, melakukan perubahan besar terhadap rencana perdamaian Gaza yang sebelumnya disusun oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menuai ketidakpuasan dari sejumlah pejabat negara Arab yang terlibat dalam proses perundingan.

Menurut sumber yang mengetahui isi pembicaraan, perwakilan dari Arab Saudi, Mesir, Yordania, dan Turki secara khusus menyampaikan kekecewaan terhadap sejumlah amandemen yang dianggap menyimpang dari kesepakatan awal.

Sumber tersebut menjelaskan bahwa dokumen yang kini diajukan kepada Hamas sangat berbeda dari draf awal yang dirancang oleh Amerika Serikat bersama sejumlah negara Arab dan Islam.

Mereka menilai, intervensi Netanyahu pada menit-menit terakhir telah mengubah rencana ini dari sebuah inisiatif kolektif menjadi proposal yang lebih mencerminkan kepentingan keamanan Israel dibandingkan kerangka damai yang adil.

Dalam pertemuan tertutup selama enam jam pada Minggu (28/9), utusan Gedung Putih Steve Witkoff bersama penasihat senior sekaligus menantu Trump, Jared Kushner, bertemu Netanyahu dan penasihat dekatnya, Ron Dermer.

Dalam diskusi tersebut, Netanyahu berhasil memasukkan serangkaian perubahan penting, terutama terkait syarat dan jadwal penarikan pasukan Israel dari Gaza.

Versi akhir dari dokumen itu kini mengaitkan penarikan pasukan Israel secara langsung dengan kemajuan dalam upaya perlucutan senjata Hamas. Bahkan, Israel diberikan hak veto terhadap keseluruhan proses tersebut.

Situs berita Axios mengutip pejabat AS yang menyatakan bahwa pihaknya terbuka terhadap permintaan klarifikasi atau penyesuaian teknis dari Hamas, namun menolak membuka kembali seluruh isi perjanjian untuk perundingan ulang.

 

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Kandidat PhD bidang Hubungan Internasional Universitas Sains Malaysia. Peneliti Asia Middle East Center for Research and Dialogue
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Terpopuler