Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa Israel mengharapkan Suriah membentuk zona penyangga demiliterisasi dari Damaskus hingga kawasan Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel, demikian dilaporkan Anadolu.
Pernyataan tersebut disampaikan Netanyahu seusai menjenguk para prajurit Israel yang terluka akibat tembakan di Suriah selatan dalam sebuah operasi militer Israel di wilayah Beit Jinn. Operasi itu menewaskan 13 warga Suriah, menurut keterangan kantor Netanyahu.
“Harapan kami terhadap Suriah adalah pembentukan zona penyangga demiliterisasi dari Damaskus hingga zona penyangga, termasuk kawasan sekitar Gunung Hermon (Jabal al-Sheikh) dan puncak Hermon,” ujar Netanyahu.
Ia menegaskan bahwa Israel akan mempertahankan wilayah tersebut demi “menjamin keamanan warga Israel,” merujuk pada pendudukan Israel atas zona penyangga Suriah tahun lalu.
“Dengan itikad baik dan pemahaman atas prinsip-prinsip ini, sebuah kesepakatan dengan pihak Suriah dimungkinkan. Namun, kami akan tetap berpegang pada prinsip kami dalam kondisi apa pun,” katanya.
Hingga laporan ini diterbitkan, otoritas Suriah belum memberikan tanggapan atas pernyataan tersebut.
Peringatan dari Presiden AS
Sehari sebelumnya, Presiden Amerika Serikat Donald Trump memperingatkan Israel agar tidak mengambil langkah yang dapat mengacaukan situasi di Suriah. Peringatan itu disampaikan sebelum Trump melakukan pembicaraan telepon dengan Netanyahu.
“Penting bagi Israel untuk menjaga dialog yang kuat dan jujur dengan Suriah, dan memastikan tidak ada tindakan yang mengganggu proses perkembangan Suriah menuju negara yang makmur,” tulis Trump di platform Truth Social.
Trump juga memuji Presiden Suriah Ahmad al-Sharaa, yang menurut dia sedang “bekerja keras” untuk memastikan “hal-hal baik dapat terwujud” bagi kedua negara.
“Inilah kesempatan bersejarah… bagi terciptanya perdamaian di Timur Tengah,” ujarnya.
Perkembangan pasca-runtuhnya rezim Assad
Setelah tumbangnya rezim Bashar al-Assad pada akhir 2024, Israel memperluas pendudukannya di Dataran Tinggi Golan dengan mengambil alih zona penyangga demiliterisasi. Langkah tersebut dianggap melanggar Perjanjian Pemisahan Pasukan tahun 1974 antara Israel dan Suriah.


