Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dalam sebuah wawancara dengan saluran media konservatif Amerika Serikat, Newsmax, pada Rabu (13/8/2025), menyatakan bahwa Israel dapat membombardir Gaza sebagaimana Sekutu membombardir kota Dresden di Jerman selama Perang Dunia II.
Pernyataan tersebut muncul sebagai respons terhadap pertanyaan mengapa militer Israel tidak “menghapus Hamas dan Jalur Gaza dari peta.” Netanyahu menjawab, “Kami bisa membombardir mereka seperti Sekutu membombardir Dresden, kami bisa membuat mereka kelaparan jika kami mengikuti fitnah-fitnah yang ditujukan kepada Israel, dan tidak akan ada satu pun yang masih hidup.”
Ia juga mengakui bahwa serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 mencerminkan kegagalan dan kesalahan dalam sistem intelijen Israel.
Di awal pernyataannya, Netanyahu menyebut bahwa Israel saat ini terlibat dalam perang di delapan front. Tujuh di antaranya, menurut dia, melibatkan Iran dan sekutunya, sementara front kedelapan adalah “pertempuran untuk kebenaran.”
Terkait perang di Gaza, Netanyahu menegaskan bahwa, menurut versinya, satu-satunya bentuk kelaparan yang disengaja di wilayah tersebut adalah terhadap para sandera Israel. Ia mengklaim bahwa kondisi fisik para sandera yang “lemah dan tersiksa” dibandingkan dengan kondisi para penculik yang disebutnya “terlihat sehat dan cukup makan” menunjukkan adanya manipulasi informasi.
Pernyataan ini, menurut Netanyahu, merupakan bagian dari narasi “front kedelapan” — yakni upaya melawan apa yang disebutnya sebagai kebohongan terhadap Israel.
Ia menegaskan bahwa Israel tidak menjalankan kebijakan kelaparan, dan bahwa pemerintahnya telah dan terus berupaya untuk memisahkan warga sipil dari kombatan dalam operasi militer di Gaza.