Saturday, September 27, 2025
HomeBeritaNetanyahu hindari langit Eropa untuk tiba di New York

Netanyahu hindari langit Eropa untuk tiba di New York

Media Israel menyoroti keputusan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk menghindari jalur udara Eropa saat terbang menuju Amerika Serikat (AS).

Langkah itu diambil karena kekhawatiran akan kemungkinan penangkapannya, menyusul surat perintah penahanan internasional yang dikeluarkan terhadap dirinya.

Isu lain yang juga ramai dibicarakan adalah dilema Israel menghadapi armada kapal aktivis internasional yang tengah berlayar menuju Gaza.

Armada itu disebut-sebut bisa mendapat pengawalan dari kapal perang Italia dan Spanyol.

Saluran televisi Kan 11 melaporkan, pesawat yang ditumpangi Netanyahu terbang ke Amerika dengan jalur yang berbeda dari biasanya.

Menurut koresponden politiknya, Gili Cohen, pesawat itu menempuh rute melalui Laut Tengah dan Selat Gibraltar, dengan upaya sebisa mungkin menghindari langit Eropa, bahkan hanya sekilas.

Cohen menambahkan, perubahan jalur ini membuat penerbangan lebih panjang daripada biasanya.

Alasannya, lingkaran dalam Netanyahu khawatir bila pesawat harus mendarat darurat di Eropa, risiko penangkapan tak bisa dihindari.

Sebagaimana diketahui, pada 21 November 2024, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penahanan bagi Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas dugaan kejahatan perang serta kejahatan terhadap kemanusiaan.

Koresponden politik Channel 13, Moriah Asraf Wolberg, juga menegaskan, perubahan rute penerbangan ini tak lepas dari surat penahanan yang terbit tahun lalu.

Menurutnya, Netanyahu sengaja tidak melintasi langit Prancis atau negara Eropa lainnya untuk mencegah kemungkinan ditangkap bila pesawat mendarat darurat.

Sementara itu, koresponden Kan 11 lainnya, Suleiman Maswadeh, berkomentar sinis dengan menyebut bahwa Netanyahu tiba di New York “setelah pesta usai”, yakni di penghujung sidang Majelis Umum PBB ketika sebagian besar pemimpin dunia sudah meninggalkan kota itu.

Dari sisi lain, Eliav Beteito, Ketua lembaga sipil bidang propaganda non-pemerintah, menyebut kondisi ini memalukan.

“Sungguh aib jika seorang perdana menteri harus mengubah jalur penerbangan hanya karena ada surat penahanan atas dirinya,” ujarnya.

Situasi berbeda

Mengenai armada kapal aktivis menuju Gaza, koresponden urusan luar negeri Channel 13, Yosef Yisrael, menilai situasi kali ini berbeda.

Perbedaan utama ada pada aspek pengakuan internasional, sebab Spanyol dan Italia dikabarkan siap mengerahkan kapal perang mereka bila keadaan menuntut. Armada itu terdiri atas tiga kapal: satu berbendera Spanyol dan dua kapal Italia.

“Jika kapal-kapal itu mencapai perairan teritorial Gaza, Israel akan dipaksa memutar otak untuk mencari cara menghadapi situasi ini,” ujarnya.

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular