Friday, July 18, 2025
HomeBeritaNetanyahu: Israel akan terus gunakan kekuatan militer untuk lindungi Druze

Netanyahu: Israel akan terus gunakan kekuatan militer untuk lindungi Druze

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan bahwa negaranya akan terus menggunakan kekuatan militer untuk menegakkan dua “garis merah” di Suriah, yakni menjaga kawasan selatan Damaskus tetap bebas militer dan melindungi komunitas minoritas Druze yang tinggal di wilayah tersebut.

Dalam sebuah pernyataan video yang dirilis Kamis (17/7/2025), Netanyahu menuduh Suriah di bawah Presiden Ahmed al-Sharaa telah melanggar kedua prinsip tersebut dalam beberapa hari terakhir.

“Itu [pemerintah Suriah] mengirim pasukan ke selatan Damaskus, ke wilayah yang seharusnya demiliterisasi, dan mulai melakukan pembantaian terhadap komunitas Druze. Kami tidak bisa menerima ini dalam bentuk apa pun,” ujarnya.

Menurut Netanyahu, gencatan senjata yang diumumkan oleh Presiden Sharaa di provinsi Sweida—wilayah mayoritas Druze di selatan Suriah—berhasil dicapai bukan lewat diplomasi, melainkan tekanan militer.

“Gencatan senjata itu dicapai lewat kekuatan. Bukan dengan permohonan, bukan dengan imbauan—tapi lewat kekuatan,” tegasnya. “Kami telah bertindak, dan kami akan terus bertindak bila diperlukan.”

Israel melakukan serangan terhadap fasilitas militer Suriah pada Rabu (16/7), sebagai bagian dari desakan kepada rezim Suriah agar menarik pasukannya dari Sweida.

Pasukan pemerintah sebelumnya dikerahkan ke wilayah itu setelah pecahnya bentrokan sektarian antara kelompok Druze dan Bedouin, yang dipicu oleh penyerangan terhadap seorang penjual sayur Druze oleh sekelompok pria bersenjata Bedouin.

Seruan untuk bertindak juga datang dari komunitas Druze di Israel, yang menuntut pemerintah melindungi kerabat mereka di seberang perbatasan. Beredar video dari Sweida yang memperlihatkan perlakuan kasar terhadap tokoh agama Druze, termasuk pencukuran kumis dan penghinaan terhadap simbol-simbol komunitas mereka oleh pasukan rezim.

Setelah serangan Israel, militer Suriah menarik diri dan mengumumkan gencatan senjata dengan pasukan lokal Druze.

Presiden Sharaa menyatakan komitmen untuk melindungi minoritas Druze, namun beberapa faksi Druze menolak kesepakatan itu, menyebutnya tidak menjamin keselamatan mereka.

Hingga Kamis malam, media pemerintah Suriah juga melaporkan bahwa Israel kembali melancarkan serangan udara ke dekat Sweida—yang pertama sejak pasukan pemerintah mundur dari kawasan itu.

 

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Kandidat PhD bidang Hubungan Internasional Universitas Sains Malaysia. Peneliti Asia Middle East Center for Research and Dialogue
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular