Tim hukum Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Ahad mengajukan permohonan kepada Pengadilan Distrik Yerusalem untuk menunda kesaksiannya dalam persidangan kasus korupsinya selama dua setengah bulan. Demikian dilaporkan Times of Israel.
Mereka beralasan serangkaian insiden keamanan yang terjadi selama waktu yang diberikan untuk mempersiapkan kesaksian Netanyahu membuat persiapan tersebut “mustahil dilakukan,” demikian dilaporkan media-media Israel.
Permohonan tersebut menyebutkan beberapa perkembangan dalam perang yang sedang berlangsung.
Mereka juga mengklaim penundaan sidang akan memungkinkan pengacara untuk mempersiapkan kesaksian dengan baik.
Permohonan ini diperkirakan sudah akan diajukan, mengingat perang yang sedang berlangsung menghalangi Netanyahu untuk mempersiapkan kesaksiannya secara memadai.
Selain itu, pengadilan tempat persidangan tidak dilengkapi dengan ruang aman atau tempat perlindungan bom, yang juga menjadi dalih mengapa ia tidak bisa hadir di persidangan.
Netanyahu dijadwalkan mulai memberikan kesaksian pada 2 Desember, yang menandai dimulainya pembelaan tim hukumnya setelah pihak jaksa menyelesaikan kasusnya pada awal tahun ini.
Kesaksian tersebut diperkirakan akan berlangsung selama beberapa jam setiap hari dan memakan waktu berminggu-minggu untuk diselesaikan.
Pada Juli tahun ini, tim hukum Netanyahu juga telah mengajukan permohonan kepada pengadilan untuk menunda kesaksian dari bulan November hingga Maret 2025, dengan alasan ia harus memimpin penanganan perang.
Namun, permohonan tersebut ditolak, dan pengadilan menetapkan tanggal kesaksian pada Desember.
Netanyahu menghadapi dakwaan penipuan dan pelanggaran kepercayaan dalam dua kasus, serta suap, penipuan, dan pelanggaran kepercayaan dalam kasus ketiga. Ia didakwa hampir lima tahun lalu, pada Januari 2020, dan persidangan dimulai pada Mei tahun itu. Netanyahu membantah semua tuduhan yang diajukan terhadapnya.