Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, pada Senin (28/4/2025) secara terbuka menolak gagasan pembentukan negara Palestina. Ia menyebut ide tersebut sebagai “kebodohan”, dalam pernyataan yang bertentangan dengan hukum internasional dan sejumlah resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Mengutip harian Israel Hayom, pernyataan tersebut disampaikan Netanyahu dalam pertemuan dengan para duta besar untuk PBB di Yerusalem Timur yang diduduki. “Gagasan bahwa negara Palestina akan membawa perdamaian adalah kebodohan, tidak lebih dari itu,” ujarnya.
Ia menambahkan, “Kami baru saja mencoba bentuk negara Palestina di Gaza. Kalian sudah lihat hasilnya, bukan?” merujuk pada kekuasaan Hamas di Jalur Gaza. Netanyahu mempertanyakan logika mendirikan negara yang menurutnya akan digantikan oleh rezim lain yang “bersumpah untuk menghancurkan Israel”.
Netanyahu juga menyatakan bahwa hambatan utama bagi perdamaian antara Israel dan Palestina adalah sebagian dunia Arab yang masih enggan mengakui keberadaan negara Israel.
Lebih lanjut, ia menyamakan posisi Hamas dan Otoritas Palestina, dengan menyatakan bahwa perbedaannya hanya terletak pada pendekatan: “Hamas ingin menghancurkan Israel secara militer segera, sementara Otoritas Palestina mencoba mendorong Israel kembali ke perbatasan 1967 melalui jalur internasional, lalu menyerang secara militer.”
Pernyataan Netanyahu ini bertolak belakang dengan posisi resmi PBB dan hukum internasional, yang menegaskan hak rakyat Palestina untuk mendirikan negara merdeka berdasarkan perbatasan tahun 1967, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kota. Hal ini dianggap sebagai solusi adil dan berkelanjutan terhadap konflik berkepanjangan di kawasan tersebut.
Apakah Anda ingin versi ringkasan berita ini dalam bentuk poin-poin utama untuk digunakan di media sosial atau diskusi publik?