Kantor Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, pada Sabtu (31/5/2025) menyatakan bahwa respons Hamas terhadap proposal terbaru dari Amerika Serikat mengenai pertukaran tahanan dan gencatan senjata di Jalur Gaza “tidak dapat diterima.”
Sebelumnya, Hamas mengumumkan telah menyampaikan responsnya atas proposal dari Utusan AS untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, melalui mediasi Mesir dan Qatar. Namun, pihak Israel langsung menolaknya.
“Respons Hamas tidak dapat diterima dan hanya memperburuk proses negosiasi,” demikian bunyi pernyataan resmi dari kantor Netanyahu.
Pernyataan serupa juga disampaikan langsung oleh Steve Witkoff, yang menyebut bahwa tanggapan Hamas terhadap usulan gencatan senjata AS adalah “sepenuhnya tidak dapat diterima.”
“Saya telah menerima respons Hamas atas proposal dari Amerika Serikat. Ini sama sekali tidak bisa diterima dan hanya membawa kita mundur,” tulis Witkoff melalui platform X (dulu Twitter).
Witkoff menekankan bahwa satu-satunya jalan untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata selama 60 hari—yang mencakup pemulangan separuh sandera yang masih hidup dan jenazah lainnya—adalah melalui perundingan lanjutan dengan itikad baik menuju gencatan senjata permanen.
Dalam pernyataannya, Hamas mengajukan sejumlah tuntutan yang mencakup gencatan senjata permanen, penarikan penuh pasukan Israel dari Jalur Gaza, serta jaminan berkelanjutan atas distribusi bantuan kemanusiaan kepada warga Palestina.
Berdasarkan rincian proposal yang sebelumnya dilaporkan media Israel, AS, dan sumber Palestina dekat dengan Hamas, rencana pertukaran tahanan mencakup pembebasan 10 warga Israel dan penyerahan 18 jenazah, sebagai imbalan atas pembebasan 125 tahanan Palestina yang divonis seumur hidup, 1.111 warga Gaza yang ditangkap setelah 7 Oktober 2023, serta 180 jenazah warga Palestina.
Pertukaran itu direncanakan berlangsung dalam dua tahap—hari pertama dan hari ketujuh—tanpa seremoni publik.
Selain itu, bantuan kemanusiaan disebut akan langsung masuk ke Gaza setelah kesepakatan disetujui, dengan distribusi dilakukan oleh PBB dan Bulan Sabit Merah. Gencatan senjata dijamin akan dipertahankan selama periode perjanjian serta setiap perpanjangan yang disepakati.
Proposal juga mencakup redeployment atau pemindahan posisi pasukan Israel di dalam Gaza setelah pertukaran selesai, dimulai dari wilayah utara, termasuk koridor Netzarim, hingga ke bagian selatan.
Sejak dimulainya ofensif militer Israel ke Jalur Gaza pada Oktober 2023, lebih dari 54.400 warga Palestina tewas, sebagian besar di antaranya adalah perempuan dan anak-anak. Lembaga bantuan internasional telah memperingatkan risiko kelaparan akut bagi lebih dari 2 juta penduduk Gaza.
Pada November lalu, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Israel juga tengah menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) terkait tindakannya terhadap warga sipil Palestina.