Hamas telah menyampaikan tanggapan atas usulan pertukaran tahanan yang difasilitasi para mediator internasional. Dalam balasan tersebut, Hamas menekankan tuntutan agar perang benar-benar dihentikan setelah masa gencatan senjata selama 60 hari berakhir., lansir Middle East Monitor pada Jum’at (25/7).
Tanggapan itu dinilai konstruktif dan dapat menjadi dasar kesepakatan oleh sejumlah pejabat Israel dan utusan Amerika Serikat, Bishara Bahbah. Namun, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu merespons dengan menarik delegasi Israel dari Qatar.
Ia menuding Hamas menetapkan prasyarat terhadap Tel Aviv dan menyatakan perlu berkonsultasi lebih lanjut dengan pihak-pihak terkait.
Sikap Netanyahu didukung utusan AS lainnya, Steve Witkoff, yang mengkritik posisi Hamas dan memperingatkan bahwa Washington mungkin akan mempertimbangkan opsi alternatif untuk membebaskan para sandera serta menciptakan stabilitas di Gaza.
Meski demikian, seorang pejabat senior Hamas menegaskan bahwa “kesepakatan tetap memungkinkan, namun butuh beberapa hari lagi.”
Israel secara konsisten menolak tuntutan utama Hamas agar perang dihentikan secara permanen setelah hari ke-60 masa gencatan senjata.
Mengutip saluran televisi Israel, Channel 12, Hamas telah beberapa kali menyampaikan bahwa Israel harus menghentikan operasi militer pada hari ke-61, sesuai rencana Witkoff, bahkan jika belum tercapai kesepakatan jangka panjang. Sikap ini mendapat dukungan internasional, termasuk dari sebagian masyarakat Israel.
Sebelumnya, Hamas juga meminta jaminan dari pemerintah AS. Kini, permintaan itu berubah menjadi keharusan adanya klausul tertulis dalam perjanjian gencatan senjata yang menjamin komitmen tersebut.
Perselisihan lain juga mencuat terkait jumlah tahanan Palestina yang akan dibebaskan. Dalam posisi resminya yang disampaikan secara terbuka untuk pertama kali, Hamas menuntut pembebasan 200 warga Palestina yang divonis penjara seumur hidup serta 2.000 tahanan lainnya yang ditangkap setelah 7 Oktober.
Tel Aviv menolak tuntutan tersebut dan menyebutnya jauh dari dapat diterima. Sebagai gantinya, Israel mengusulkan pembebasan 125 tahanan yang divonis seumur hidup dan 1.200 tahanan pasca peristiwa Oktober.