Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) melaporkan bahwa sebanyak 160 ribu warga Palestina di Jalur Gaza kembali mengungsi dalam waktu hanya satu pekan terakhir.
Pengungsian ini terjadi demi menyelamatkan diri dari serangan udara dan darat intensif Israel, yang menjadi bagian dari agresi militer berkepanjangan selama 20 bulan terakhir.
Melalui pernyataan yang disampaikan di platform X pada Kamis (22/5/2025), OCHA menyebutkan bahwa sekitar 81 persen wilayah di Jalur Gaza saat ini telah diduduki pasukan Israel atau berada dalam status perintah evakuasi paksa.
“160 ribu warga Gaza kembali mengungsi dalam satu pekan terakhir akibat serangan Israel yang kian intensif dan tanpa adanya tempat perlindungan atau bantuan logistik yang memadai,” tulis OCHA.
Pada Rabu malam, militer Israel mengeluarkan peringatan kepada warga Palestina di Kamp Jabalia dan 13 permukiman lainnya di wilayah utara Gaza untuk segera meninggalkan tempat tinggal mereka.
Peringatan tersebut disertai ancaman akan dilakukannya serangan besar-besaran ke wilayah itu.
Dalam pernyataannya, militer Israel menyerukan agar warga sipil di wilayah utara segera menuju ke bagian selatan Gaza.
Mereka juga menyatakan akan bertindak “dengan kekuatan penuh” terhadap setiap wilayah yang menjadi sumber peluncuran roket, sesuai klaim militer tersebut.
Ancaman ini muncul di tengah berlanjutnya operasi militer yang oleh media Israel disebut sebagai bagian dari “Operasi Kereta Gideon” (Operation Gideon’s Chariots).
Operasi ini disebut-sebut akan berlangsung selama berbulan-bulan dan mencakup pengosongan total wilayah-wilayah Gaza dari warganya, termasuk kawasan utara, untuk kemudian ditempati militer Israel secara permanen.
Sejak 2 Maret 2025, Israel juga menerapkan kebijakan pemblokadean total terhadap Jalur Gaza.
Bantuan kemanusiaan yang menumpuk di perbatasan tidak diizinkan masuk, menyebabkan krisis kelaparan akut bagi sekitar 2,2 juta penduduk.
Kondisi ini telah mengakibatkan kematian banyak warga, terutama anak-anak dan lansia, akibat kelaparan.
Sejak 7 Oktober 2023, Israel dengan dukungan penuh dari Amerika Serikat (AS) terus melakukan serangan militer besar-besaran ke Gaza.
Serangan ini telah menewaskan dan melukai lebih dari 175.000 warga Palestina, mayoritas adalah perempuan dan anak-anak.
Lebih dari 11.000 orang dilaporkan hilang dan ratusan ribu lainnya terpaksa mengungsi, sebagian besar tanpa tempat tujuan yang pasti.