Mantan Perdana Menteri Israel sekaligus pemimpin oposisi Yair Lapid, memperingatkan bahwa jumlah korban militer akan terus meningkat di tengah serangan mematikan Israel di Jalur Gaza dan Lebanon.
“Sebanyak 11 ribu tentara terluka dan 890 lainnya tewas sejak 7 Oktober 2023,” kata Lapid dalam wawancara dengan Channel 12 Israel yang disiarkan Senin malam.
Data militer yang dirilis oleh angkatan bersenjata menunjukkan bahwa 772 tentara telah tewas dan sekitar 5.100 lainnya terluka sejak konflik Gaza pecah tahun lalu.
Lapid menekankan bahwa militer Israel menyembunyikan jumlah korban yang sebenarnya dalam perang Gaza dan Lebanon.
“Ada batasan seberapa banyak kita menerima fakta alternatif,” ujar Lapid.
Ia memperingatkan bahwa jumlah korban tewas dan terluka akan terus meningkat jika pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu “tidak mengambil tindakan.”
Sebelumnya, empat tentara Israel kemnbali tewas dan seorang perwira terluka parah dalam pertempuran di Jalur Gaza utara, demikian diumumkan oleh penjajah pada Selasa (29/10).
Israel mengidentifikasi para prajurit yang tewas antara lain Kapten Yehonatan Joni Keren, 22, dari Moledet; Sersan Kepala Nisim Meytal, 20, dari Hadera; Sersan Kepala Aviv Gilboa, 21, dari Neve Tzuf; dan Sersan Kepala Naor Haimov, 22, dari Rosh Ha’ayin.
Mereka semua bertugas di Unit Multidomain elit, atau dikenal sebagai “Unit Hantu,” dan gugur dalam pertempuran di area Jabalia, yang menjadi fokus serangan Israel di Gaza utara.
Kemudian pada Selasa, penjajah menyampaikan kepada keluarga empat tentara tersebut hasil penyelidikan awal atas insiden yang menewaskan mereka.
Insiden ini terjadi pada dini hari saat pasukan unit elit memasuki sebuah bangunan di Jabalia untuk dijadikan basis dalam operasi militer di wilayah tersebut.
Israel telah melanjutkan perang di Jalur Gaza sejak serangan Hamas tahun lalu, meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera.
Lebih dari 43 ribu orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, telah tewas dan lebih dari 101 ribu lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.
Upaya mediasi oleh AS, Mesir, dan Qatar untuk mencapai gencatan senjata di Gaza sejauh ini gagal, akibat penolakan Netanyahu untuk menghentikan perang.
Konflik ini telah meluas ke Lebanon, dengan Israel melancarkan serangan mematikan di seluruh negara tersebut, meningkatkan ketegangan dari perang lintas batas yang telah berlangsung selama setahun antara Israel dan kelompok itu sejak dimulainya perang di Gaza.
Pada 1 Oktober tahun ini, Israel memperluas konflik dengan melancarkan serangan darat ke Lebanon selatan.