Pemimpin oposisi Israel, Yair Lapid, pada Ahad menyerukan agar segera dilakukan kesepakatan tukar tahanan dengan Palestina, dengan mengatakan bahwa masih ada sandera yang hidup di Gaza, lansir Anadolu.
“Perang di Gaza harus diakhiri, dan para sandera harus dikembalikan,” kata Lapid melalui akun X miliknya.
“Jika perang di Lebanon bisa diakhiri, tentu perang di Gaza juga bisa diakhiri dan para sandera dikembalikan,” tambahnya.
Israel telah mencapai kesepakatan gencatan senjata dengan Lebanon pada 27 November, mengakhiri lebih dari 14 bulan pertempuran dengan kelompok Hizbullah Lebanon.
“Tugas Israel adalah mencapai kesepakatan untuk pengembalian para sandera,” kata Lapid.
Oposisi Israel, keluarga sandera, dan sebagian besar publik Israel menuduh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menghalangi kesepakatan dengan Hamas untuk pengembalian sandera dan penghentian perang Gaza.
Mereka berpendapat bahwa Netanyahu takut kehilangan pemerintahannya karena ancaman dari menteri-menteri sayap kanan untuk menarik diri dari koalisi jika kesepakatan seperti itu tercapai.
Israel memperkirakan ada 101 sandera yang ditahan di Gaza, sementara Hamas melaporkan bahwa puluhan di antaranya tewas akibat serangan udara Israel yang sembarangan.
Upaya mediasi yang dipimpin oleh AS, Mesir, dan Qatar untuk mencapai gencatan senjata dan kesepakatan tukar tahanan antara Israel dan Hamas telah gagal akibat penolakan Netanyahu untuk menghentikan perang.
Israel melancarkan perang genosida di Jalur Gaza yang menyebabkan hampir 44.400 gugur, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak, serta lebih dari 105.000 orang terluka.
Tahun kedua genosida di Gaza semakin mendapat kecaman internasional, dengan pejabat dan lembaga menganggap serangan dan pemblokiran pengiriman bantuan sebagai upaya yang disengaja untuk menghancurkan populasi.
Pada 21 November, Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional terkait perang mematikan di Gaza.