Monday, April 28, 2025
HomeBeritaPakar militer: Profesionalitas perlawanan di Gaza meningkat, kejutan di medan tempur berlanjut

Pakar militer: Profesionalitas perlawanan di Gaza meningkat, kejutan di medan tempur berlanjut

Operasi darat Israel di Jalur Gaza kini berkembang melampaui skenario awal yang direncanakan, menurut analis militer Mayjen (Purn) Muhammad al-Samadi.

Ia menilai perkembangan ini sebagai bukti kegagalan perencanaan operasional Israel.

Dalam analisis terbarunya, Al-Samadi menyoroti bagaimana kejutan-kejutan yang dilancarkan faksi-faksi perlawanan Palestina di lapangan.

Hal itu menyebabkan kekurangan pasukan di pihak Israel, ditambah dengan meningkatnya jumlah korban tewas di kalangan tentaranya.

Ia menegaskan bahwa pola kejutan ini terus berlanjut, memperumit operasi militer Israel.

Menurut Al-Samadi, perubahan dalam strategi perlawanan terjadi setelah mereka membiarkan pasukan Israel memperdalam penetrasi dan memperluas penyebaran di kawasan padat penduduk.

Pada tahap awal, kata dia, kelompok perlawanan sempat kesulitan menghadapi operasi frontal karena intensitas tembakan artileri dan taktik bumi hangus yang diterapkan Israel.

Dalam rangkaian operasi baru-baru ini, Brigade Izzuddin al-Qassam — sayap militer Hamas — melaporkan, Minggu (27/4/2025), telah meledakkan ranjau antipersonel terhadap sekelompok tentara Israel di timur Hay at-Tuffah.

Selain itu, Al-Qassam juga menargetkan tank Merkava 4 dengan peluru kendali Yassin 105 di lokasi yang sama. Secara paralel, Saraya al-Quds — sayap militer Jihad Islam Palestina — menyerang pos militer Israel di sebuah rumah yang ditempati tentara dengan roket berpemandu.

Dalam sepekan terakhir, Al-Samadi mencatat terjadinya perubahan drastis di medan tempur, dengan peningkatan frekuensi penyergapan jarak dekat menggunakan senjata antitank, serta operasi sniper terarah yang efektif melemahkan pasukan Israel.

Berdasarkan pengamatannya, Al-Samadi menyebutkan bahwa perlawanan Palestina kini menguasai tiga dimensi utama dalam peperangan: kepemimpinan, komando, dan kemampuan perencanaan.

Ia menekankan bahwa kelompok-kelompok ini bukanlah pasukan reguler, melainkan unit-unit kecil yang mengadopsi pola tempur asimetris berbasis sel-sel tempur.

Ia menyimpulkan bahwa perlawanan di Gaza tidak hanya mempertahankan kapabilitas mereka, tetapi juga terus berkembang dalam hal pengalaman dan profesionalisme, sambil mengeksploitasi kelemahan yang ditunjukkan oleh tentara Israel.

Kelelahan tempur dan menurunnya moral di kalangan pasukan Israel disebutnya berkontribusi pada makin banyaknya kesalahan strategis dan meningkatnya kerugian di pihak Israel.

Al-Samadi juga menyoroti faktor sosial yang memperburuk situasi militer Israel, termasuk kegagalan upaya perekrutan komunitas Yahudi ultra-Ortodoks (Haredi) karena alasan religious.

Hal itu, menurutnya, memperberat beban pasukan cadangan dan memperdalam kerugian ekonomi akibat perang yang berlarut-larut.

Sementara itu, juru bicara Brigade Al-Qassam, Abu Ubaida, dalam pernyataannya Jumat lalu mengatakan bahwa para pejuang mereka sedang bertempur dengan penuh keberanian.

Mereka juga melancarkan penyergapan terencana, dan menunggu waktu yang tepat untuk menghantam pasukan Israel.

Ia menggambarkan pertempuran yang membentang dari Beit Hanoun di utara hingga Rafah di selatan Gaza sebagai kebanggaan, keajaiban militer, serta bukti nyata bagi seluruh pemuda dan kekuatan umat.

Abu Ubaida menegaskan bahwa para pejuang Al-Qassam berikrar untuk tetap bertahan hingga mencapai kemenangan atau syahid.

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular