Wednesday, December 4, 2024
HomeHeadline"Pandemi disabilitas" melanda anak-anak Gaza

“Pandemi disabilitas” melanda anak-anak Gaza

"Proporsi anak-anak dengan amputasi tertinggi di dunia ada di Gaza. Banyak dari mereka menjalani operasi tanpa anestesi," ujar Lazzarini.

Tingginya proporsi anak-anak dengan amputasi di dunia, menjadikan Gaza bagaikan menderita “pandemi disabilitas.”

Hal itu disampaikan Komisioner Jenderal Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), Philippe Lazzarini, seperti dikutip Aljazeera Arabic pada Selasa (3/12).

Kata Lazzarini, satu dari empat korban perang Gaza membutuhkan layanan rehabilitasi, termasuk pasca-amputasi dan cedera tulang belakang.

“Proporsi anak-anak dengan amputasi tertinggi di dunia ada di Gaza. Banyak dari mereka menjalani operasi tanpa anestesi,” ujar Lazzarini.

Ia menambahkan bahwa perang Israel telah menciptakan “epidemi cedera serius” di tengah ketiadaan layanan rehabilitasi yang memadai.

Direktur rumah sakit lapangan Kementerian Kesehatan Gaza, Marwan Al-Hems, mengungkapkan bahwa malnutrisi akut dan dehidrasi mengancam nyawa ribuan pasien, terutama anak-anak dan lansia, di rumah sakit.

“Rumah sakit kini tidak mampu memberikan layanan karena kekurangan kritis dalam suplai medis dan bantuan kemanusiaan yang masuk ke Gaza,” tegasnya.

Di sisi lain, Direktur Medis dari Lembaga Médecins Sans Frontières (Dokter Lintas Batas) menyebutkan, tantangan terbesar adalah kelangkaan sumber daya medis dan kesulitan memasukkannya ke Gaza.

Serangan Sistematis dan Blokade

Juru bicara pertahanan sipil Gaza, Mahmoud Basal, menuduh militer Israel terus melakukan kekejaman di Gaza utara, termasuk serangan terhadap tenaga medis dan tim penyelamat.

“Selama lebih dari 60 hari, Israel telah mencegah masuknya barang-barang penting ke Gaza utara,” ungkapnya dalam wawancara dengan Aljazeera.

UNRWA juga menegaskan bahwa pihaknya masih kesulitan menerima dan mendistribusikan bantuan melalui perbatasan Kerem Shalom, jalur utama masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza. UNRWA memperingatkan bahwa ancaman kelaparan semakin nyata.

Pertahanan sipil Palestina melaporkan satu timnya selamat dari serangan langsung oleh Israel saat menyelamatkan korban di Rafah, Gaza selatan.

Dalam pernyataan sebelumnya, pertahanan sipil mengungkapkan bahwa sejak 7 Oktober 2023, militer Israel telah menyerang tim penyelamat mereka sebanyak 18 kali, menewaskan 88 anggota, melukai 304 lainnya, dan menahan 21 orang.

Baca juga: AS-Turki komunikasi intensif untuk capai gencatan senjata di Gaza

Baca juga: Lebih 500 pelanggaran hak digital terjadi terhadap konten Palestina

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular