Sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam, pada Kamis (18/9/2025) menyatakan siap melancarkan perang perlawanan jangka panjang terhadap pasukan Israel yang mencoba masuk ke Kota Gaza.
Dalam pernyataan yang disampaikan melalui kanal Telegram resminya, kelompok tersebut memperingatkan bahwa setiap upaya Israel untuk menduduki Gaza akan dibalas dengan “harga yang sangat mahal”.
Al-Qassam mengklaim telah menyiapkan “pasukan syuhada”, ribuan ranjau dan penyergapan yang ditujukan kepada pasukan darat Israel.
“Kami katakan kepada para pemimpin musuh: Gaza tidak akan menjadi santapan mudah bagi tentara Anda, dan kami siap mengirim jiwa-jiwa mereka ke neraka,” tulis pernyataan itu.
Lebih lanjut, Al-Qassam menyebut bahwa Kota Gaza akan menjadi “kuburan bagi tentara Israel” yang mencoba menerobos masuk. Mereka menegaskan bahwa Israel kini telah memasuki fase perang atrisi (war of attrition), yang akan mengakibatkan lebih banyak korban jiwa dan tawanan di pihak militer Israel.
Kelompok tersebut juga menyatakan bahwa buldoser militer Israel menjadi sasaran utama dalam operasi mereka, dan diyakini akan “berkontribusi pada peningkatan jumlah tentara Israel yang ditawan”.
Dalam pernyataannya, Al-Qassam menambahkan bahwa dimulainya operasi darat skala penuh oleh militer Israel di Kota Gaza — yang diumumkan pada Selasa lalu di bawah nama sandi “Arbaat Gideon 2” — berarti bahwa “Israel tidak akan mendapatkan satu pun tawanan dalam keadaan hidup maupun mati.”
Kelompok tersebut juga mengklaim bahwa para tawanan Israel saat ini telah dipindahkan ke berbagai lokasi di dalam Kota Gaza, dan menuduh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bertanggung jawab atas keselamatan mereka.
“Kami tidak akan menjaga nyawa mereka, selama Netanyahu telah memutuskan untuk membunuh mereka,” ujar pernyataan itu.