Sunday, November 24, 2024
HomeBeritaPasukan Israel diduga gunakan bom fosfor putih saat serang UNIFIL

Pasukan Israel diduga gunakan bom fosfor putih saat serang UNIFIL

 

Militer Israel diduga secara paksa memasuki pangkalan pasukan perdamaian PBB di Lebanon dan menggunakan fosfor putih dalam jarak yang cukup dekat hingga menyebabkan 15 anggota pasukan perdamaian terluka.

Laporan ini pertama kali diberitakan oleh The Financial Times pada Selasa, mengutip laporan rahasia dari sebuah negara yang mengirimkan pasukan perdamaian ke Lebanon.

Laporan tersebut merinci sekitar puluhan serangan yang dilancarkan terhadap pasukan PBB di Lebanon, termasuk kerusakan pada beberapa fasilitas dan cedera yang dialami personel di pos perbatasan di selatan Lebanon.

Insiden ini dilaporkan terjadi pada 13 Oktober, ketika Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL) menyatakan bahwa dua tank Merkava milik Israel menerobos gerbang salah satu pangkalannya. Tank-tank tersebut mundur setelah 45 menit, menyusul protes dari pihak UNIFIL.

Laporan The Financial Times tidak menyebutkan secara spesifik lokasi insiden ini, tetapi pada hari yang sama, dua tank dilaporkan menabrak pos pangkalan UNIFIL di Ramya, sebuah kota di Lebanon selatan. UNIFIL mengatakan bahwa beberapa pasukan perdamaiannya dirawat akibat iritasi kulit dan gangguan pada sistem pencernaan.

Satu jam setelah tank-tank tersebut meninggalkan pangkalan, beberapa peluru ditembakkan sekitar 100 meter di sebelah utara pangkalan UNIFIL. Peluru tersebut mengeluarkan asap yang diduga berasal dari fosfor putih, yang kemudian melukai 15 anggota pasukan perdamaian.

Militer Israel mengklaim bahwa salah satu tanknya “mundur beberapa meter” ke gerbang UNIFIL dengan tujuan mengevakuasi tentara yang terluka. Israel juga mengaku telah melepaskan tirai asap untuk memberikan perlindungan.

Segera setelah Israel menginvasi Lebanon pada 1 Oktober, rekaman video yang beredar secara online memperlihatkan penggunaan fosfor putih oleh Israel di perbatasan Lebanon selatan. Fosfor putih adalah bahan kimia yang dapat terbakar ketika bersentuhan dengan udara dan dapat menyebabkan luka bakar parah bagi manusia maupun bangunan.

Meskipun senjata ini diizinkan digunakan dalam konflik sesuai dengan hukum internasional, penggunaan fosfor putih dengan ledakan udara di wilayah dengan populasi padat dilarang karena dapat menyebabkan kerusakan tanpa pandang bulu terhadap warga sipil.

Sejak perang Israel-Hezbollah pada 2006, UNIFIL adalah satu-satunya kekuatan militer selain tentara Lebanon yang dapat ditempatkan di antara perbatasan Israel dan Sungai Litani, 30 kilometer di utara perbatasan, sesuai dengan Resolusi PBB 1701.

Reaksi internasional

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengecam keras serangan terhadap UNIFIL, menyebutnya sebagai “tindakan yang tidak dapat ditoleransi” dan menegaskan bahwa insiden seperti ini “tidak boleh terulang.”

Sejumlah pemimpin dunia turut angkat bicara, termasuk Perdana Menteri Spanyol yang menyerukan agar negara-negara berhenti menjual senjata ke Israel.

Presiden Prancis Emmanuel Macron menegaskan bahwa negaranya tidak akan menoleransi tindakan “sengaja” yang menargetkan pasukan perdamaian PBB oleh Israel. Ia bahkan memanggil Duta Besar Israel untuk memberikan penjelasan mengenai insiden tersebut.

China juga menyatakan “keprihatinan mendalam dan kecaman keras” atas serangan Israel terhadap operasi perdamaian PBB. Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri China menekankan pentingnya keselamatan personel PBB.

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin juga telah berbicara dengan mitranya dari Israel, meminta agar keselamatan pasukan perdamaian PBB di sepanjang garis demarkasi antara Israel dan Lebanon dijaga dengan baik.

Namun, Washington secara keseluruhan tetap menyatakan dukungannya atas invasi Israel ke Lebanon, dengan menyebut bahwa Israel memiliki hak untuk membela diri.

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Pengajar HI Universitas Al Azhar Indonesia, Mahasiswa PhD Hubungan Antarbangsa Universitas Sains Malaysia.
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular