Saturday, February 22, 2025
HomeBeritaPasukan Israel sebut tetap akan berada di lima pos Lebanon Selatan

Pasukan Israel sebut tetap akan berada di lima pos Lebanon Selatan

Militer Israel pada Senin (17/2) mengonfirmasi bahwa pasukannya akan tetap berada di lima pos di Lebanon selatan setelah batas waktu penarikan pada Selasa, 18 Februari.

Dalam kesepakatan gencatan senjata dengan Beirut, Israel seharusnya telah menyelesaikan penarikannya dari Lebanon selatan pada 26 Januari lalu, namun tenggat waktu tersebut diperpanjang hingga 18 Februari setelah Israel menolak untuk mematuhi kesepakatan tersebut.

Pernyataan militer Israel menyebutkan bahwa pasukan tentara akan tetap berada di lima pos strategis. Pos-pos tersebut mencakup sebuah bukit dekat Labouneh, puncak Jabal Blat, sebuah bukit di seberang Avivim dan Malkiya, sebuah bukit di seberang Margaliot, serta sebuah bukit di seberang Metula.

Militer Israel mengatakan bahwa pos-pos tersebut akan dijaga oleh pasukan Israel, sementara pasukan akan ditarik dari semua kota dan desa lain di Lebanon. Radio Tentara Israel melaporkan bahwa pasukan telah dikerahkan ke lima pos tersebut dan akan tetap bertahan di Lebanon selatan dalam waktu dekat.

Pernyataan tersebut mengutip pihak militer yang mengatakan bahwa mereka sedang mempersiapkan untuk tinggal dalam jangka panjang hingga Hezbollah menarik diri ke utara Sungai Litani.

Laporan itu mengklaim bahwa keberadaan di pos-pos ini bertujuan untuk memberikan “pertahanan preventif dan lini depan bagi kota-kota di Galilea.”

Menurut laporan tersebut, pos pertama terletak di pegunungan Salam, yang dikenal juga sebagai area Labbouneh, yang menghadap ke kota Israel, Shlomi. “Lokasi ini memberikan pandangan yang lebih luas ke wilayah Lebanon,” katanya.

Pos kedua terletak di pegunungan Blat, yang menghadap ke kota Israel Shtula dan Zar’it.

Israel juga berencana untuk mempertahankan kehadirannya di area yang menghadap ke Avivim dan Al-Malkiyya, dengan pandangan ke pegunungan Ramim dan kota-kota Lebanon, Aitaroun dan Bint Jbeil.

Pos keempat terdiri dari serangkaian bukit yang menghadap Margaliot, yang dianggap strategis untuk memperkuat pertahanan wilayah tersebut.

Pos kelima terletak di pegunungan Hamames, yang menghadap ke kota Israel, Metula, dan wilayah Khiam di Lebanon.

Seiring dengan keberadaan di pos-pos ini di wilayah Lebanon, tentara Israel juga sedang membangun situs militer di wilayah Israel di seberang setiap pemukiman. Militer Israel mengindikasikan bahwa kehadiran pasukan di sepanjang perbatasan Lebanon akan tiga kali lebih besar dibandingkan sebelum konflik.

Militer Israel juga mengumumkan bahwa, sebagai bagian dari kesepakatan penarikan, warga Lebanon akan diizinkan untuk kembali ke desa-desa yang telah mereka tinggalkan dalam beberapa bulan terakhir, termasuk Kfarkela, Odaisseh, Houla, dan Maiss el-Jabal.

Pejabat Lebanon pekan lalu menolak permintaan Israel untuk tetap berada di lima lokasi di Lebanon selatan setelah tenggat waktu penarikan.

Pada hari Minggu, Sekretaris Jenderal Hezbollah, Naim Qassem, mengatakan bahwa Israel harus menarik diri sepenuhnya dari Lebanon pada 18 Februari.

“Hari ini, kita menghadapi tenggat waktu 18 Februari, dan tentara pendudukan harus sepenuhnya menarik diri dari Lebanon selatan. Mereka tidak boleh memiliki posisi atau keberadaan apapun,” ujar Qassem.

Gencatan senjata yang rapuh telah diberlakukan di Lebanon sejak 27 November, mengakhiri bulan-bulan penembakan saling serang antara Israel dan Hezbollah yang meningkat menjadi konflik berskala penuh pada September lalu.

Meskipun gencatan senjata, Israel telah melakukan hampir 1.000 pelanggaran, menyebabkan puluhan korban jiwa dan luka di Lebanon, termasuk perempuan dan anak-anak.

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Pengajar HI Universitas Al Azhar Indonesia, Mahasiswa PhD Hubungan Antarbangsa Universitas Sains Malaysia.
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular