Saturday, December 21, 2024
HomeBeritaPasukan perdamaian PBB akan tetap bertahan di Lebanon meski ada ancaman Israel

Pasukan perdamaian PBB akan tetap bertahan di Lebanon meski ada ancaman Israel

Pasukan penjaga perdamaian PBB akan tetap berada di semua posisinya di Lebanon meskipun ada seruan dari Israel agar mereka mundur di tengah meningkatnya pertempuran dan agresi Israel terhadap negara tersebut. Sebanyak lima anggota helm biru mengalami luka-luka, kata Kepala Penjaga Perdamaian PBB pada Senin.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, pada Senin kembali menyerukan agar pasukan penjaga perdamaian di Lebanon selatan pindah dari sejumlah area yang dekat dengan perbatasan Israel. Netanyahu menegaskan bahwa klaim pasukan Israel menyerang pasukan PBB, UNIFIL, adalah “sepenuhnya tidak benar.”

Israel telah menghadapi kritik keras terkait cedera dan kerusakan yang dialami pasukan penjaga perdamaian PBB, yang telah ditempatkan di Lebanon sejak serangan darat besar pertama Israel terhadap negara itu pada 1978.

“Keputusan telah diambil bahwa UNIFIL akan tetap berada di semua posisinya, meskipun ada seruan dari Pasukan Pertahanan Israel untuk meninggalkan pos-pos yang berada di dekat Garis Biru,” kata Kepala Penjaga Perdamaian PBB, Jean-Pierre Lacroix.

“Saya ingin menegaskan bahwa keputusan ini masih berlaku,” tambahnya, sambil menyebut bahwa rencana tersebut telah dikonfirmasi pada hari Senin oleh Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres.

Lima anggota pasukan penjaga perdamaian terluka dalam serangkaian insiden minggu lalu. Insiden terbaru terjadi ketika pasukan PBB menuduh tentara Israel merobohkan gerbang dan memasuki salah satu pos mereka.

Militer Israel kemudian menyatakan bahwa sebuah tank “mundur beberapa meter ke pos UNIFIL” saat “di bawah tembakan” dan berupaya mengevakuasi tentara yang terluka.

Dewan Keamanan PBB untuk pertama kalinya secara bulat menyampaikan “keprihatinan yang kuat” pada hari Senin menyusul rangkaian insiden tersebut.

“Dengan latar belakang permusuhan yang berkelanjutan di sepanjang Garis Biru, para anggota Dewan Keamanan menyatakan keprihatinan mereka yang mendalam setelah beberapa pos UNIFIL diserang dalam beberapa hari terakhir,” kata presidensi bergilir dewan, yang saat ini dijabat oleh Duta Besar PBB dari Swiss, Pascale Baeriswyl.

“Beberapa anggota pasukan penjaga perdamaian terluka.”

Dalam pernyataan yang tidak secara spesifik menyebut Israel, 15 anggota dewan “mendesak semua pihak untuk menghormati keselamatan dan keamanan personel serta markas UNIFIL. Mereka menekankan bahwa pasukan dan fasilitas PBB tidak boleh menjadi target serangan.”

Intervensi dewan ini terjadi setelah dua pertemuan tertutup mengenai situasi yang semakin memburuk di Lebanon.

Berdasarkan Resolusi Dewan Keamanan 1701, hanya sekitar 9.500 pasukan UNIFIL dan tentara Lebanon yang boleh ditempatkan di Lebanon selatan.

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Pengajar HI Universitas Al Azhar Indonesia, Mahasiswa PhD Hubungan Antarbangsa Universitas Sains Malaysia.
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular