Tuesday, October 14, 2025
HomeBeritaPBB: Lebih 300.000 warga Gaza kembali dari pengungsian

PBB: Lebih 300.000 warga Gaza kembali dari pengungsian

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaporkan bahwa lebih dari 300.000 orang tercatat bergerak dari wilayah selatan ke utara Jalur Gaza dalam beberapa hari terakhir. Hal ini terjadi seiring dengan pelonggaran pembatasan akses di sejumlah wilayah menyusul berlangsungnya gencatan senjata antara Israel dan Hamas.

“Sejak Jumat hingga kemarin, rekan-rekan kami yang memantau situasi mencatat hampir 310.000 pergerakan orang dari Gaza selatan ke Gaza utara, serta sekitar 23.000 pergerakan lainnya ke arah berbeda,” ujar Juru Bicara PBB Farhan Haq dalam konferensi pers, Senin (waktu setempat), seperti dikutip kantor berita Anadolu.

Ia menambahkan, kondisi di lapangan kini memungkinkan tim kemanusiaan untuk menjangkau lebih banyak wilayah yang sebelumnya terputus aksesnya selama berbulan-bulan. “Dengan pelonggaran akses di banyak lokasi, kami dapat menempatkan pasokan medis dan darurat di area-area yang paling membutuhkan, serta menilai kondisi jalan terhadap potensi bahaya sisa bahan peledak,” katanya.

Koordinator Bantuan Darurat PBB, Tom Fletcher, pada hari yang sama juga mengalokasikan tambahan dana sebesar 11 juta dolar AS dari Dana Tanggap Darurat Pusat (CERF) untuk mempercepat distribusi bantuan kemanusiaan menjelang musim dingin.

“Ini menyusul alokasi dana sebesar 9 juta dolar AS pekan lalu untuk menjamin pasokan bahan bakar yang cukup bagi layanan-layanan penyelamat jiwa di seluruh Gaza. Dengan demikian, total pendanaan terbaru dari CERF untuk Gaza mencapai 20 juta dolar AS,” lanjut Haq.

Fletcher memperingatkan bahwa tanpa tambahan dana baru, distribusi bantuan penting ke wilayah tersebut tidak dapat terus berjalan. “Tanpa kontribusi segar ke CERF, bantuan penting tak bisa terus mengalir kepada mereka yang membutuhkannya,” kata Haq.

Dalam rencana kemanusiaan 60 hari tahap awal, PBB dan para mitra berkomitmen untuk menyalurkan bantuan penyelamat jiwa di seluruh Jalur Gaza, di mana pun bantuan tersebut dibutuhkan. Bantuan meliputi pangan, air bersih, layanan kesehatan, tempat tinggal, barang-barang sanitasi, serta perlindungan bagi warga sipil.

Pekan lalu, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan bahwa Israel dan Hamas telah sepakat untuk menjalankan fase pertama dari rencana gencatan senjata yang ia umumkan pada 29 September lalu. Rencana tersebut mencakup penghentian pertempuran, pembebasan sandera Israel sebagai imbalan atas pembebasan tahanan Palestina, serta penarikan bertahap pasukan Israel dari seluruh wilayah Gaza. Fase pertama mulai berlaku pada Jumat lalu.

Adapun fase kedua dari rencana tersebut mencakup pembentukan mekanisme pemerintahan baru di Gaza tanpa melibatkan Hamas, pembentukan pasukan multinasional, serta perlucutan senjata kelompok Hamas.

Sejak Oktober 2023, serangan militer Israel telah menewaskan lebih dari 67.800 warga Palestina di Gaza. Mayoritas korban adalah perempuan dan anak-anak. Wilayah tersebut kini nyaris tidak dapat dihuni.

 

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Kandidat PhD bidang Hubungan Internasional Universitas Sains Malaysia. Peneliti Asia Middle East Center for Research and Dialogue
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Terpopuler