Otoritas Pelabuhan Ravenna di Italia menolak masuknya dua truk bermuatan bahan peledak yang rencananya akan dikirim ke Israel melalui Pelabuhan Haifa, Kamis (19/9/2025) waktu setempat.
Penolakan ini dilakukan di tengah meningkatnya protes dari para pekerja pelabuhan dan kelompok buruh di Italia terhadap perang yang berlangsung di Gaza.
Wali Kota Ravenna, Alessandro Barattoni, mengatakan bahwa permintaan penolakan tersebut disampaikan oleh dirinya bersama pemerintah daerah, dan telah disetujui oleh otoritas pelabuhan.
“Negara Italia menyatakan bahwa mereka telah melarang penjualan senjata ke Israel. Namun, tidak dapat diterima jika senjata dari negara lain tetap melintasi wilayah Italia karena celah-celah birokrasi,” ujar Barattoni dalam pernyataan resminya.
Ia tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai asal muasal truk tersebut maupun bukti terkait isi muatannya.
Penolakan yang dilakukan oleh Pelabuhan Ravenna mencerminkan meningkatnya penolakan di Italia terhadap apa yang mereka sebut sebagai tindakan genosida yang dilakukan Israel di Gaza.
Sementara itu, juru bicara Kedutaan Besar Israel di Roma menyatakan tidak memiliki informasi yang cukup terkait insiden ini, sehingga enggan memberikan komentar.
Sebagai bentuk lanjutan dari protes tersebut, konfederasi serikat buruh terbesar di Italia dijadwalkan akan menggelar aksi mogok nasional selama setengah hari pada Jumat (20/9/2025), disertai demonstrasi di Roma dan kota-kota lain.
Dua serikat buruh lainnya juga telah mengumumkan rencana mogok kerja pada 22 September, sebagai upaya menekan penghentian pengiriman senjata ke Israel dari Pelabuhan Genova dan Livorno yang merupakan dua pelabuhan utama di negara itu.
Aksi serupa juga telah dilakukan oleh pekerja pelabuhan di sejumlah negara Eropa lainnya, termasuk Prancis, Swedia, dan Yunani, guna menghentikan pengiriman senjata ke Israel.
Pada awal Juni lalu, pekerja di Pelabuhan Marseille, Prancis selatan, juga menolak memuat kontainer berisi peralatan militer yang ditujukan ke Pelabuhan Haifa, sebagai bentuk penolakan terhadap keterlibatan dalam apa yang mereka sebut sebagai genosida yang dilakukan pemerintah Israel di Gaza.