Pemain tim nasional bola basket Palestina, Mohammad Al-Sha’lan, gugur ditembak tentara Israel ketika sedang berusaha mendapatkan bantuan kemanusiaan di Khan Younis, Gaza Selatan, Senin (19/8).
Sha’lan, yang akrab dijuluki “Al-Zalzāl” (Si Gempa), tengah mengantre bersama warga di depan pusat distribusi bantuan di kawasan Morag Axis.
Tentara Israel melepaskan tembakan ke arah kerumunan, dan peluru mengenai Sha’lan. Ia wafat di lokasi.
Menurut keterangan saksi, Sha’lan berusaha mencari makanan dan obat-obatan untuk anaknya, Maryam, yang menderita gagal ginjal dan keracunan darah.
Dalam beberapa pekan terakhir, ia terus melancarkan seruan agar anaknya bisa mendapat perawatan medis.
Sha’lan dikenal sebagai salah satu pebasket terbaik Palestina. Ia membela Klub Basket Khidmat Al-Bureij dan ikut mengantarkan timnya meraih dua gelar Liga Utama, satu Piala Gaza, serta dua gelar Super Cup.
Sepanjang kariernya, ia juga sempat memperkuat Khidmat Al-Maghazi, Khidmat Khan Younis, Khidmat Al-Syathi, Gaza Sport, YMCA, hingga Khidmat Jabaliya.
Selain berkiprah di level klub, Sha’lan pernah mengenakan seragam tim nasional dan tampil dalam sejumlah kejuaraan basket regional maupun internasional.
Konflik yang terus berlangsung membuatnya sulit melanjutkan karier di lapangan, hingga akhirnya ia menjadi salah satu korban keganasan perang.
Deretan atlet gugur
Kematian Sha’lan menambah panjang daftar atlet Palestina yang gugur sejak 7 Oktober 2023.
Dalam 24 jam terakhir, dua nama lain juga dilaporkan tewas: Salem Al-Sya’er (26), penanggung jawab perlengkapan Klub Shabab Rafah, dan Ahmad Al-Jurani (40), mantan pemain klub Al-Salah.
Al-Jurani tewas saat menunggu bantuan kemanusiaan di kawasan Netzarim Corridor, utara Nuseirat.
Menurut data Kementerian Pemuda dan Olahraga Palestina, sejak serangan militer Israel dimulai, sekitar 670 atlet gugur, termasuk lebih dari 340 pemain sepak bola.
Tidak hanya itu, sedikitnya 288 fasilitas olahraga dan kepanduan di Gaza maupun Tepi Barat hancur akibat agresi.