Wednesday, April 30, 2025
HomeBeritaPemerintah Suriah dan komunitas Druze sepakati penghentian ketegangan di Jeramana

Pemerintah Suriah dan komunitas Druze sepakati penghentian ketegangan di Jeramana

Pemerintah Suriah mencapai kesepakatan dengan para pemuka masyarakat lokal dan tokoh komunitas Druze di kota Jeramana, pinggiran Damaskus, untuk meredakan ketegangan yang dipicu insiden kekerasan berdarah beberapa hari terakhir.

Langkah ini disambut seruan persatuan dari dua tokoh utama Druze, Syekh Hammoud Al-Hanawi dan Syekh Yusuf Al-Jarbou’, yang menekankan pentingnya menjaga persatuan nasional dan menolak provokasi sektarian.

Berdasarkan laporan kantor berita pemerintah SANA, kesepakatan tersebut mencakup jaminan pemulihan hak dan kompensasi kepada keluarga korban jiwa akibat bentrokan yang terjadi.

Selain itu, komitmen untuk menindak pelaku kekerasan dan menyerahkannya kepada peradilan yang adil.

Disepakati pula perlunya penjelasan terbuka kepada publik mengenai kejadian yang memicu krisis, pembatasan penyebaran ujaran kebencian sektarian, dan normalisasi kembali arus lalu lintas antara Damaskus dan Suwaida.

Ketegangan dipicu isu sensitif

Situasi memanas setelah beredarnya rekaman suara yang dianggap menghina Nabi Muhammad SAW, yang dikaitkan dengan salah seorang anggota komunitas Druze.

Rekaman ini memicu kemarahan luas di tengah masyarakat Suriah yang majemuk. Bentrokan terjadi sejak Senin dan berlanjut hingga Selasa (29/4/2025), menewaskan sedikitnya delapan orang, termasuk dua anggota aparat keamanan.

Laporan dari Al Jazeera menyebutkan bahwa pasukan keamanan Suriah memperluas kehadiran di sekitar Jeramana. Sementara pesawat pengintai tak dikenal terpantau terus berputar di atas kota sejak siang hari.

Aparat menyatakan bahwa pasukan keamanan tidak terlibat langsung dalam bentrokan, melainkan berusaha memisahkan kelompok-kelompok bersenjata yang bertikai.

Sejumlah sumber menyebut enam anggota kelompok bersenjata tewas dan belasan lainnya luka-luka dalam insiden tersebut.

Seorang pejabat keamanan di Ghouta Timur, Muhammad Khair Taqalji, menegaskan bahwa siapa pun yang terlibat dalam kekerasan akan dibawa ke pengadilan, tanpa memandang latar belakang atau afiliasi.

Seruan menahan diri

Kementerian Dalam Negeri Suriah sebelumnya menyatakan bahwa pelaku sebenarnya di balik rekaman suara provokatif belum teridentifikasi secara pasti dan penyelidikan masih berlangsung.

Kementerian Kehakiman menegaskan tidak akan mentolerir tindakan penghinaan terhadap Nabi Muhammad dan berjanji akan menindak siapa pun yang memicu kekerasan sektarian.

Syekh Yusuf Al-Jarbou’, salah satu tokoh tertinggi Druze di Suriah, memperingatkan masyarakat akan adanya upaya pihak-pihak tertentu untuk menciptakan perpecahan sosial.

Ia menyerukan agar warga Suriah mengedepankan akal sehat dan tidak terpancing provokasi.

Syekh Hammoud Al-Hanawi juga menyatakan bahwa kekerasan yang terjadi didasarkan pada tuduhan tidak berdasar dan harus segera diakhiri melalui dialog.

Sementara itu, warga Jeramana dalam sebuah pernyataan bersama yang tersebar luas di media sosial menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban dan mengecam kekerasan sektarian.

Mereka menyerukan kepada otoritas untuk segera mengusut tuntas insiden tersebut dan menegaskan bahwa keadilan adalah syarat utama bagi terciptanya perdamaian dan stabilitas.

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular