Kritik pedas kembali dialamatkan kepada pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, kali ini datang dari dalam negeri.
Dalam sebuah artikel satir yang dimuat di harian Zman Israel, penulis Tomer Peleg menggambarkan kabinet Netanyahu sebagai “taman kanak-kanak yang gaduh”.
“Penuh dengan pernyataan konyol, keputusan sembrono, dan perilaku yang menunjukkan keterputusan dari realitas politik dan militer yang serius tengah dihadapi negara itu,” tulisnya.
Peleg memulai ulasannya dengan menyoroti pernyataan Menteri Keuangan sayap kanan ekstrem, Bezalel Smotrich.
Dalam salah satu pertemuan keamanan penting, Smotrich secara terbuka menyatakan bahwa dirinya akan meninggalkan ruangan setiap kali kepala dinas keamanan internal (Shin Bet), Ronen Bar, berbicara.
“Lebih baik saya ke kamar mandi atau ngopi,” katanya.
Komentar ini menuai kecaman luas karena dianggap tidak pantas dan mencerminkan ketidakdewasaan dalam menghadapi situasi genting.
Ketegangan dengan Ronen Bar tidak berhenti di sana. Sejumlah sekutu Netanyahu diketahui menuntut agar kepala Shin Bet tersebut dipecat karena perbedaan pandangan.
Namun, pemerintah kemudian menarik kembali keputusan pemecatan tersebut, sebagaimana disampaikan dalam dokumen resmi ke Mahkamah Agung.
Dokumen itu menyebut bahwa keputusan pemecatan bertanggal 20 Maret 2025 telah dibatalkan.
Kisruh sampai ke keluarga menteri
Kritik tidak hanya diarahkan pada para menteri. Penulis juga menyoroti peran keluarga mereka yang turut memperkeruh suasana.
Salah satunya adalah istri Menteri Keamanan Nasional, Itamar Ben Gvir, yang menulis kolom emosional mengenai kerinduannya terhadap suaminya—yang sebenarnya tidak pernah menjalani dinas militer.
Ia bahkan menyebut dirinya merasa seperti istri seorang tentara cadangan. Pernyataan yang segera menjadi bahan lelucon di media sosial Israel.
Sementara itu, Ben Gvir sendiri menjadi sorotan setelah menyampaikan klaim kontroversial bahwa pejabat-pejabat AS mendukung pengeboman gudang pangan di Jalur Gaza.
Pernyataan ini langsung dibantah secara tegas oleh Departemen Luar Negeri AS. Peleg menyebutnya sebagai tindakan sembrono yang menciptakan keretakan diplomatik dengan sekutu strategis utama Israel.
Diplomasi yang membingungkan
Kekacauan lain terlihat dalam sikap diplomatik Israel terhadap Vatikan. Pemerintah memutuskan untuk tidak mengirim perwakilan resmi ke pemakaman Paus Fransiskus, kecuali duta besar Israel untuk Takhta Suci.
Lebih lanjut, unggahan belasungkawa dari Kementerian Luar Negeri yang sempat dipublikasikan di media sosial mendadak dihapus tanpa penjelasan.
Pengamat menilai langkah ini sebagai bukti semakin jauhnya pemerintah dari etika diplomasi dan tanggung jawab internasional.
Peleg kemudian menggambarkan “barisan belakang taman kanak-kanak”—mengacu pada anggota-anggota parlemen koalisi—yang juga tak kalah kekanak-kanakan.
Ia menyinggung pernyataan Osher Shekalim, anggota Knesset dari partai Likud, yang menyindir mantan Perdana Menteri Naftali Bennett usai menjalani prosedur kateter jantung.
Dalam pernyataannya, Shekalim meragukan kemampuan Bennett memimpin perang di tujuh front berbeda jika “jatuh pingsan saat latihan fisik”.
Di akhir tulisannya, Peleg melayangkan kritik tajam bahwa sejak dibentuk, kabinet Netanyahu saat ini belum pernah memberikan satu pun momen rasional bagi warga Israel.
Menurutnya, suasana dalam pemerintahan mencerminkan krisis kepemimpinan yang dalam dan membahayakan stabilitas negara.
Tulisan ini menjadi cerminan dari keresahan publik Israel terhadap kepemimpinan nasional yang dinilai semakin menjauh dari tanggung jawab dan kenyataan di lapangan. Terutama di tengah situasi keamanan yang rapuh dan tekanan internasional yang kian meningkat.