Media Israel pada Selasa (9/9) menyoroti serangan udara yang dilancarkan militer Israel dan menyasar pertemuan delegasi perunding Hamas di Doha, Qatar.
Serangan itu terjadi pada siang hari dan langsung menjadi berita utama di sejumlah surat kabar dan portal daring di Israel.
Laporan awal yang menyebut operasi tersebut berhasil membuat media Israel menampilkan nuansa kemenangan.
Beberapa pejabat Israel pun dikutip menyampaikan rasa puas mereka atas serangan itu dan dampaknya terhadap Hamas.
Rincian baru
Berbeda dengan pernyataan resmi Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Israel Israel Katz, sejumlah sumber di lembaga keamanan mengatakan kepada Radio Militer Israel bahwa serangan ini tidak terkait langsung dengan insiden di Yerusalem dan Gaza sehari sebelumnya.
Menurut 3 sumber keamanan, operasi tersebut merupakan bagian dari rencana yang dipercepat dalam beberapa pekan terakhir, terutama dalam hari-hari belakangan.
Radio Militer menyebut waktu serangan diputuskan karena adanya “kesempatan intelijen”, yakni berkumpulnya pimpinan Hamas di satu lokasi.
Serangan sebenarnya sudah direncanakan sebelumnya, dan ketika Hamas mengaku bertanggung jawab atas operasi di Yerusalem, pesawat tempur Israel sudah berada di udara dan tinggal menghitung menit menuju target.
Sumber keamanan menambahkan, pertemuan yang mempertemukan seluruh tim negosiator Hamas di tingkat tertinggi jarang terjadi.
Pertemuan kali ini, menurut mereka, berkaitan dengan usulan baru yang ditawarkan Amerika Serikat (AS).
Jurnalis Sapir Lipkin dari Kanal 12 Israel menyebutkan bahwa serangan difokuskan pada kediaman Khalil al-Hayya, salah satu pimpinan Hamas.
Namun, pertemuan para pemimpin berlangsung di sebuah rumah lain yang sebelumnya digunakan oleh Ismail Haniyeh.
Rumah itu juga terkena serangan, meski dengan intensitas lebih ringan.
Seorang narasumber televisi tersebut menuturkan bahwa rumah yang digunakan kerap dipakai untuk pertemuan khusus.
Hal ini kemungkinan menjadi alasan sebagian besar anggota delegasi Hamas dapat selamat. Meski begitu, setidaknya dua pejabat Hamas dilaporkan terluka.
Putra al-Hayya dan sekretaris pribadinya dikabarkan tewas dalam serangan itu.
Kanal 12 juga mengingatkan kembali pernyataan sejumlah pejabat militer Israel.
Termasuk Kepala Staf Angkatan Darat Eyal Zamir, yang sebelumnya menyinggung kemungkinan Israel akan menyasar pimpinan Hamas di luar Palestina, termasuk di Turki dan Qatar.
Serangan yang sudah direncanakan
Sementara itu, analis harian Maariv, Anna Brasky, menyebut keputusan akhir untuk menargetkan pimpinan Hamas di Qatar diambil hanya setengah jam sebelum operasi dimulai.
Faktor penentu, menurutnya, adalah pernyataan Hamas yang mengaku bertanggung jawab atas serangan di persimpangan Ramot, Yerusalem.
Kanal 12 Israel melaporkan adanya lebih dari 10 ledakan berturut-turut di Doha. Disebutkan pula bahwa jet tempur Israel menyerang lokasi pertemuan para pemimpin Hamas di jantung ibu kota Qatar.
Menurut laporan itu, sebanyak 10 pesawat tempur terlibat dalam operasi dan menjatuhkan lebih dari 10 bom dalam hitungan detik.
Pesawat-pesawat tersebut juga mendapat pengisian bahan bakar di udara saat menuju sasaran.
Harian Yedioth Ahronoth, mengutip seorang pejabat senior Israel, menulis bahwa serangan di Doha secara khusus diarahkan ke sebuah pertemuan yang dihadiri para pimpinan utama Hamas.
Juru bicara militer Israel menegaskan Angkatan Udara melakukan serangan terfokus ke “puncak kepemimpinan Hamas”.
Ia menyatakan bahwa para pemimpin yang menjadi target bertanggung jawab langsung atas serangan 7 Oktober serta pengelolaan perang melawan Israel.
Ia juga menyebut penggunaan senjata presisi berdasarkan informasi intelijen tambahan.
Adapun analis Kanal 12, Barak Ravid, menekankan bahwa hingga kini “nasib para tokoh yang dibidik masih belum diketahui secara pasti.”
Pengakuan Israel
Tak lama setelah serangan itu, militer Israel bersama badan keamanan dalam negeri (Shin Bet) mengeluarkan pernyataan resmi bersama.
Dalam pernyataan tersebut ditegaskan bahwa operasi dilakukan oleh Angkatan Udara Israel dan “secara khusus menyasar jajaran pimpinan tertinggi Hamas.”
Kanal 12 melaporkan, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Israel, Katz telah menginstruksikan seluruh aparat keamanan untuk bersiap menghadapi kemungkinan pembunuhan terarah terhadap pimpinan Hamas.
Menteri pertahanan, menurut laporan itu, sepenuhnya mendukung langkah tersebut.
Namun, harian Yedioth Ahronoth menulis bahwa anggota kabinet keamanan politik tidak diberi informasi terlebih dahulu mengenai operasi ini.
Media itu juga menambahkan, pertemuan delegasi Hamas yang diserang sebenarnya membahas usulan baru AS terkait gencatan senjata di Gaza.
Sementara itu, Kanal 13 menyebut peristiwa tersebut sebagai serangan dramatis dan tidak lazim terjadi di Qatar.
Seorang pejabat senior Israel bahkan mengungkapkan bahwa operasi itu dilaksanakan dengan koordinasi bersama AS.
Media yang sama menambahkan, jalannya operasi dikendalikan dari ruang komando khusus Shin Bet di pusat Israel.
Instruksi intelijen berasal dari lembaga itu, sementara pelaksanaan di lapangan dilakukan oleh Angkatan Udara.
Disebutkan pula bahwa selama operasi berlangsung, ruang kendali diisi oleh jajaran pejabat teras: Perdana Menteri, Menteri Pertahanan, penjabat kepala Shin Bet, penjabat wakil kepala Shin Bet, serta Kepala Direktorat Intelijen Militer.
Apa kata para pemimpin Israel
Kanal 14 Israel mengutip pernyataan Presiden Isaac Herzog yang menyebut keputusan melakukan operasi di Qatar sebagai langkah “penting dan tepat.”
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, dalam komentarnya, menyatakan operasi itu dilaksanakan secara sempurna. Hari-hari ketika pimpinan Hamas merasa kebal di mana pun kini telah berakhir.
Dalam pernyataan bersama, Netanyahu dan Menteri Pertahanan Israel, Katz menegaskan bahwa instruksi diberikan kepada seluruh aparat keamanan untuk bersiap menargetkan pimpinan Hamas menyusul serangan di Yerusalem dan Gaza sehari sebelumnya.
Setelah berkonsultasi dengan jajaran pimpinan keamanan dan mendapat dukungan penuh, keputusan untuk melaksanakan serangan diambil pada Selasa siang.
Keduanya menambahkan bahwa langkah tersebut sah dan beralasan, sebab pimpinan Hamas yang memulai dan mengatur serangan 7 Oktober.
Hingga kini, masih terus mengoordinasikan serangan terhadap warga Israel, termasuk peristiwa penembakan di Yerusalem kemarin.
Kantor Perdana Menteri Netanyahu—yang kini berstatus terdakwa di Mahkamah Pidana Internasional atas dugaan kejahatan perang di Gaza—menegaskan bahwa operasi terhadap pimpinan Hamas ini sepenuhnya merupakan inisiatif Israel, dijalankan oleh Israel, dan menjadi tanggung jawab penuh Israel.
Sementara itu, harian Israel Hayom mengutip pernyataan pemimpin oposisi, Yair Lapid, yang menyampaikan ucapan selamat kepada Angkatan Udara, militer Israel, Shin Bet.
Selain itu juga kepada seluruh aparat keamanan atas operasi luar biasa yang berhasil menggagalkan musuh-musuh kita.
Dari kubu sayap kanan, Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir menyebut keputusan itu sebagai langkah bersejarah.
“Darah Yahudi tidak lagi boleh ditumpahkan. Keputusan untuk menargetkan mereka yang membawa kepada kita tragedi 7 Oktober merupakan keputusan historis lain dalam rangkaian langkah penting yang sudah diambil,” ujarnya.
Duta Besar Israel untuk PBB, Danny Danon, juga memuji serangan di Doha itu. Ia menyebutnya sebagai tindakan balasan yang tegas dan presisi terhadap pimpinan Hamas yang merencanakan tragedi 7 Oktober.
“Saya mengucapkan selamat kepada aparat keamanan atas langkah yang tepat dan berani ini,” katanya.
Adapun Nitzan Shvaira dari Kanal 12 mengutip seorang pejabat keamanan senior yang menyebut operasi yang dinamai “Puncak Api” sebagai langkah penting untuk mengalahkan Hamas.
Menurutnya, serangan ini membawa keadilan bagi para korban 7 Oktober sekaligus memperkuat daya gentar Israel di kawasan.