Thursday, September 25, 2025
HomeBeritaPertama kalinya, Presiden Suriah berpidato di PBB setelah 60 tahun absen

Pertama kalinya, Presiden Suriah berpidato di PBB setelah 60 tahun absen

Untuk pertama kalinya dalam enam dekade terakhir, Suriah kembali mengambil bagian dalam Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ketika Presiden baru Suriah, Ahmed al-Sharaa, menyampaikan pidato singkat yang menandai kembalinya negara itu ke panggung diplomasi internasional.

Dalam pidato berdurasi sembilan menit pada Rabu (25/9/2025), Sharaa menyerukan pencabutan penuh sanksi ekonomi internasional terhadap Suriah, menuntut keadilan bagi para korban penindasan, serta mengecam pelanggaran kedaulatan oleh Israel.

“Kebenaran telah datang, dan kebatilan telah lenyap. Suriah sedang merebut kembali tempatnya yang sah di antara bangsa-bangsa dunia,” ujar Sharaa dari mimbar Sidang Umum PBB.

Dari Buronan Menjadi Presiden

Sharaa merupakan tokoh yang kontroversial. Kurang dari satu tahun lalu, ia dikenal sebagai Abu Mohammed al-Jolani, pemimpin kelompok Hay’at Tahrir al-Sham (HTS), pecahan al-Qaeda di Suriah. Ia sempat masuk dalam daftar teroris Departemen Luar Negeri AS dengan hadiah sebesar 10 juta dolar AS bagi siapa pun yang dapat menangkapnya.

Namun, pada Desember lalu, ia memimpin pasukan HTS memasuki ibu kota Damaskus, disambut sebagai pahlawan oleh sebagian warga. Presiden sebelumnya, Bashar al-Assad, dilaporkan melarikan diri ke Rusia, sekutu lamanya.

“Kami bangkit menuntut martabat kami. Rezim sebelumnya menggunakan penyiksaan brutal, senjata kimia, pemboman, dan penindasan sektarian,” kata Sharaa di hadapan para pemimpin dunia. “Hari ini, kami merebut kembali hak kami.”

Ia menyatakan bahwa Suriah telah berubah “dari eksportir krisis menjadi peluang bagi perdamaian.”

Janji Reformasi dan Dukungan untuk Palestina

Dalam pidatonya, Sharaa mengklaim telah membentuk komisi pencari fakta dan memberikan akses bagi misi PBB untuk menyelidiki pelanggaran HAM. Ia menjanjikan keadilan bagi semua pihak yang bertanggung jawab atas pertumpahan darah di masa lalu.

“Kami berkomitmen untuk membawa ke pengadilan siapa pun yang bertanggung jawab,” tegasnya.

Sharaa juga menyampaikan dukungan penuh kepada rakyat Palestina, khususnya di Gaza, dengan mengatakan bahwa penderitaan rakyat Suriah membuat mereka memahami betul penderitaan akibat perang.

“Kami berdiri bersama rakyat Gaza,” ujar Sharaa.

Sementara itu, Israel terus melancarkan serangan udara ke wilayah Suriah. Pemerintah Israel mengklaim menyerang gudang senjata milisi Syiah serta membela komunitas minoritas Druze. Laporan Reuters menyebutkan bahwa Israel juga mendanai dan mempersenjatai milisi Druze di wilayah Suwayda, selatan Suriah.

“Serangan Israel terhadap negara kami terus berlanjut dan bertentangan dengan posisi internasional yang mendukung Suriah,” kata Sharaa. Ia menegaskan bahwa Suriah tetap berkomitmen pada Perjanjian Pemisahan Pasukan 1974 dengan Israel, dan menyerukan dukungan internasional untuk menghentikan agresi tersebut.

Israel dilaporkan telah merebut lebih dari 400 kilometer persegi wilayah Suriah tambahan, termasuk puncak Gunung Hermon yang strategis.

Euforia Diaspora Suriah

Pidato Sharaa disambut hangat oleh ribuan warga Suriah di pengasingan yang berkumpul di luar markas besar PBB di New York. Mereka datang dari berbagai negara bagian di AS, termasuk Virginia, Pennsylvania, dan Rhode Island.

“Ini hari yang bersejarah. Akhirnya, ada seseorang yang berbicara mewakili Suriah setelah puluhan tahun,” ujar Ahmed Safra, warga Suriah yang datang dari Virginia.

Di tengah kerumunan, terdengar nyanyian dan tabuhan alat musik khas Arab. Para remaja mengenakan kaus bertuliskan “Suriah”, sementara beberapa perempuan membalut diri dengan bendera baru Suriah yang membawa simbol tiga bintang.

“Saya sudah tinggal di Amerika selama 25 tahun. Saya tidak bisa kembali ke negara saya, bahkan saat ayah dan ayah mertua saya meninggal dunia. Sekarang, kami akhirnya bisa kembali,” kata Azzam el-Khudary, warga Suriah yang datang dari Illinois.

Malek al-Issa, dari Kanada, menyampaikan optimisme serupa. “Pesan kami hari ini jelas: rakyat Suriah mampu membangun kembali, menyembuhkan luka, dan bergerak maju menuju masa depan yang lebih baik.”

 

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Kandidat PhD bidang Hubungan Internasional Universitas Sains Malaysia. Peneliti Asia Middle East Center for Research and Dialogue
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular