Lembaga penyiaran Israel melaporkan, Qatar telah menyampaikan pesan positif dari Hamas kepada Israel terkait kemajuan dalam negosiasi kesepakatan. Sementara itu, pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden berupaya keras untuk merampungkan kesepakatan sebelum masa jabatannya berakhir.
Hal tersebut dilaporkan situs Aljazeera Arabic pada Sabtu (11/1).
Menurut laporan itu, pesan dari Hamas berkaitan dengan daftar tahanan dan sejumlah poin yang menjadi batu sandungan dalam perundingan kedua belah pihak.
Pesan ini mendorong Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk mengadakan pertemuan mendadak dengan Menteri Pertahanan Yisrael Katz dan tim negosiasi.
Sumber internasional yang dirahasiakan identitasnya mengungkap, Israel dan Hamas telah mencapai kesepakatan awal untuk melanjutkan negosiasi tahap kedua secara paralel dengan implementasi tahap pertama.
Keduanya juga membahas kemungkinan gencatan senjata permanen untuk memastikan kesinambungan dari semua tahapan perjanjian dan membebaskan semua tahanan.
Diplomasi Amerika di Tengah Tekanan Waktu
Di Washington, Penasihat Komunikasi Gedung Putih John Kirby menegaskan, Presiden Biden terus memantau upaya tim negosiasi dalam perundingan gencatan senjata di Gaza.
Kirby menyatakan, meskipun ada kemajuan dalam pembicaraan di Doha, misi ini belum selesai sepenuhnya. Ia juga menyoroti hambatan yang ditimbulkan oleh posisi Hamas, yang disebutnya mempersulit tercapainya kesepakatan.
Kirby menambahkan bahwa Washington berkomitmen untuk mencapai kesepakatan sebelum masa jabatan Biden berakhir, sambil terus berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait.
Di sisi lain, Kementerian Luar Negeri Qatar melaporkan, Perdana Menteri sekaligus Menteri Luar Negeri Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani bertemu dengan Steve Witkoff, utusan Presiden terpilih Donald Trump, di Doha.
Diskusi mereka berfokus pada perkembangan situasi di Gaza dan upaya mencapai gencatan senjata.
Sementara itu, Direktur CIA William Burns menilai peluang untuk mencapai kesepakatan masih terbuka.
Burns mengaku belajar dari pengalaman pahit untuk tidak terlalu berharap, namun ia bertekad bekerja keras hingga 20 Januari mendatang.
Menurutnya, isu ini melibatkan nasib sandera yang berada dalam kondisi memprihatinkan, serta warga sipil Gaza yang menghadapi musim dingin dengan kesulitan luar biasa.
Burns menekankan bahwa kondisi di lapangan seharusnya menyadarkan para pemimpin politik untuk segera bertindak. Ia menutup dengan optimisme bahwa negosiasi kali ini, meskipun sulit, memiliki potensi untuk menghasilkan kesepakatan dalam beberapa pekan ke depan.
Baca juga: Aktivis Suriah Mazen al-Hamada dijebak intelijen Assad sebelum dibunuh
Baca juga: Riset: Jumlah korban tewas di Gaza lebih tinggi 41% dari laporan resmi