Saturday, July 12, 2025
HomeBeritaPopulasi Gaza turun 10 persen akibat genosida Israel

Populasi Gaza turun 10 persen akibat genosida Israel

Populasi Jalur Gaza dilaporkan menurun hingga 10 persen sejak dimulainya agresi militer Israel pada Oktober 2023. Penurunan ini terjadi seiring berlanjutnya konflik bersenjata yang membawa dampak besar terhadap kondisi kemanusiaan dan demografis di wilayah tersebut.

Biro Pusat Statistik Palestina dalam pernyataan resminya pada Kamis (11/7/2025) menyampaikan bahwa Gaza tengah menghadapi “bencana kemanusiaan dan demografis yang belum pernah terjadi sebelumnya” akibat serangan militer Israel yang masih berlangsung.

Berdasarkan data yang dihimpun, lebih dari 57.000 warga Palestina telah tewas dalam serangan tersebut. Dari jumlah itu, sekitar 18.000 merupakan anak-anak dan 12.000 lainnya adalah perempuan. Jumlah korban tewas tersebut setara dengan sekitar 2,4 persen dari total populasi Gaza.

Selain itu, hampir 100.000 warga Palestina dilaporkan telah meninggalkan Gaza sejak dimulainya konflik, menyebabkan penurunan signifikan dalam jumlah penduduk.

Sebelum pecahnya konflik, jumlah penduduk Gaza pada tahun 2023 tercatat sebanyak 2.226.544 jiwa. Namun, data terbaru menunjukkan penurunan menjadi sekitar 2.129.724 jiwa, atau turun 6 persen dibandingkan proyeksi pertengahan 2024. Lebih jauh lagi, estimasi pertengahan 2025 menunjukkan jumlah penduduk turun menjadi 2.114.301 jiwa—penurunan sebesar 10 persen.

Biro statistik juga memperingatkan adanya “pergeseran mendasar” dalam struktur usia penduduk akibat banyaknya korban jiwa dari kelompok usia muda, terutama anak-anak dan remaja, yang disebut sebagai sasaran utama dalam serangan Israel.

Pada November tahun lalu, Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya, Yoav Gallant, atas dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

Sementara itu, Israel juga tengah menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) terkait operasi militernya di wilayah tersebut.

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Kandidat PhD bidang Hubungan Internasional Universitas Sains Malaysia. Peneliti Asia Middle East Center for Research and Dialogue
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular